Lingkungan

Gambut Karunia Allah, Jangan Dirusak

Rabu, 10 April 2019 | 12:00 WIB

Kepulauan Meranti, NU Online
Bupati Kepulauan Meranti, Provinsi Riau,  Irwan Nasir memberikan tanggapan mengenai kebakaran lahan gambut yang kerap terjadi di daerahnya. Menurutnya, kebakaran gambut terjadi disebabkan oleh berbagai pengaruh, antara lain pengaruh bencana el-Nino dan kondisi sosial masyarakat.

Saat kebakaran terjadi, kata Nasir, penyerapan air dalam gambut tidak berfungsi karena gambut sudah kering kerontang. Kekeringan gambut disebabkan oleh aktifitas masyarakat yang belum mamahami bagaimana merawat gambut yang baik dan benar.

Pesan Bupati Irwan Nasir itu disampaikan Asisten Daerah III  Kabupaten Kepulauan Meranti, Rosdaner saat menghadiri kegiatan Doa Bersama menuju Riau Hijau dan Pengelolaan Lahan Gambut Tanpa Bakar di Pondok Pesantren Annur di Rangsang Kabupaten Kepuauan Meranti-Riau, Selasa (9/4) malam.

Dalam sambutanya, Rosdaner membeberkan keinginan sang Bupati, antara lain agar masyarakat mendukung  program Badan Restorasi Gambut (BRG) di Kepulauan Meranti.

“Langkah itu  merupakan tujuan yang sangat baik untuk kemaslahatan masyarakat Indonesia, terutama Riau,” kata Rosdaner.

Sementara itu, Pimpinan Pondok Pesantren Annur, Kiai Saerozi menegaskan, gambut merupakan salah satu tanda-tanda kebesaran Allah yang bersifat kauniyyah. Kauniyyah adalah unsur fisik di alam raya yang memiliki eksistensi khusus. Untuk itu perlu menjadi perhatian masyarakat Islam.

Ia lalu menyitir firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Fusshilat ayat 53 yang artinya, Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda kekuasaan Kami di segala wilayah bumi, dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al-Quran itu adalah benar.

“Ayat itu membuktikan bahwa gambut merupakan sesuatu yang patut untuk disyukuri bukan ditakuti, apalagi dirusak. Makanya jangan sampai terjadi kesalahan dalam mengelolanya,” ujarnya. (Abdul Rahman Ahdori/Aryudi AR).