Nasional

Alissa Wahid: Perempuan Harus Memiliki Mental Kemandirian yang Tangguh

Ahad, 1 September 2024 | 20:05 WIB

Alissa Wahid: Perempuan Harus Memiliki Mental Kemandirian yang Tangguh

Alissa Wahid dalam gelaran Talkshow Inspiratif di Pondok Pesantren Al-Munawwir Kompleks Nurussalam pada Jumat (30/8/2024). (Foto: Elfita Alif Diani)

Yogyakarta, NU Online
Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian Alissa Qotrunnada Wahid memaparkan pentingnya perempuan memiliki mental kemandirian yang tangguh. Mental kemandirian yang tangguh ditandai di antaranya dengan tidak hanya mudah dipengaruhi namun juga dapat mempengaruhi.


"Jadilah perempuan yang tidak hanya dapat dipengaruhi, tapi juga dapat mempengaruhi," kata Alissa Wahid dalam gelaran Talkshow Inspiratif di Pondok Pesantren Al-Munawwir Kompleks Nurussalam pada Jumat (30/8/2024).

 

Alissa Wahid mengatakan hal itu memang tidak mudah, tetapi ada rumus sederhana. "Sebenarnya yang pertama yaitu dengan sikap kemandirian mental," terangnya.


Dengan begitu sebagai kaum perempuan khususnya perempuan pesantren harus bertanggung jawab atas nasibnya sendiri, tidak ketergantungan mental atau melimpahkan pada pihak lain untuk membuat dirinya memiliki kehidupan yang lebih maju.


Teladan Gus Dur
Ketua PBNU itu mencontohkan kemandirian mental yang dipraktikkan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) secara langsung. Semasa Alissa kebingungan memilih jenjang universitas Gus Dur menjawab: "Sekolahe apik nek wonge elek ya dadi elek. Sekolahe elek nek wonge apik ya dadi apik."

 

"Artinya, yang menentukan adalah diri kita sendiri dan yang bertanggung jawab adalah diri kita sendiri," kata Alissa.


Menurutnya perempuan lebih tangguh dan lebih resilien, karena memang secara visi diberkahi dengan fungsi untuk mengemban calon manusia dari mulai tidak ada menjadi ada. Hal itu membutuhkan ketangguhan yang luar biasa.


"Fitrah kita dari situ dan sudah ada gen untuk lebih tangguh karena memelihara manusia baru di dalam dirinya," kata Alissa.

 

Menata hati
Perempuan juga lebih bijak dalam menata hati, memiliki naluriah menjaga keberlangsungan hidup. Sementara laki-laki memiliki naluri kompetisi. Ini salah satu yang menjadi alasan mengapa perempuan dikabarkan dapat hidup lebih lama dibandingkan laki-laki.


Salah satu hal yang penting bagi perempuan salah satunya yaitu penguasaan diri sendiri. Pondok pesantren merupakan wadah yang efektif karena di dalamnya bukan hanya di latih namun juga dijadikan kebiasaan hidup sehingga itulah yang menjadi kekuatan perempuan.

 

Hal tersebut, dapat menumbuhkan harapan bahwa sebagai perempuan pesantren, tidak ada batasan untuk memiliki mental kemandirian yang tangguh.


"Justru kita memiliki wadah yang luas dalam penguasaan diri atau kemandirian mental. Tugas utama kita adalah mencari rahasia di dalam diri kita, lalu dikelola dengan baik untuk kemudian pastikan diri kita memiliki sikap kemandirian mental. Dengan menguasai diri sendiri agar tidak dikuasai oleh orang lain," bebernya.


Alissa menegaskan bahwa umat dan bangsa ini membutuhkan perempuan. "Kalian tidak hidup untuk diri sendiri. Ada panggilan dakwah, panggilan membentuk masyarakat," kata Alissa kemudian mengibaratkan bahwa burung tidak pernah mengkhawatirkan apakah ranting yang dia hinggapi bisa menahan bobotnya atau tidak


"Kenapa? Karena burung selalu bertumpu pada kemampuan dia untuk terbang bukan mengkhawatirkan rantingnya," terangnya.


Alissa juga juga menambahkan pesan Gus Dur yaitu "Dalam hidup nyata dan dalam perjuangan tidak mudah kita ini bukan tokoh dongeng tokoh mitos yang gagah berani dan penuh sikap kepahlawanan. Tapi meskipun takut kita jalan terus."


"Kita berani melompati pagar batas ketakutan. Mungkin di situ martabat kita sebagai manusia ditetapkan. Selamat berjuang ya," kata Alissa memberi semangat.


Kontributor: Elfita Alif Diani