Nasional

Gubernur Jatim: Sumbangsih Unusa Harus Bisa Dirasakan Masyarakat

Jumat, 23 Agustus 2019 | 11:15 WIB

Gubernur Jatim: Sumbangsih Unusa Harus Bisa Dirasakan Masyarakat

Peresmian Center of Humane Entreprenur Development di Unusa

Surabaya, NU Online
Gubernur Jawa Timur, Hj Khofifah Indar Parawansa berharap Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) harus menjadi kampus yang mampu ikut dalam menggerakkan pertumbuhan ekonomi di Jatim.
 
Melalui dua fasilitas yang telah diresmikan itu, gubernur berharap sumbangsih Unusa terhadap warga NU di Jatim makin dirasakan.
 
"Sesuai namanya yang mengusung nama besar NU, keberadaan kampus Unusa diharapkan dapat berkontribusi positif bagi masyarakat Jawa Timur, khususnya nahdilyin," katanya.
 
Hal itu disampaikan saat dirinya menghadiri acara Unusa saat meresmikan Center of Humane Entreprenur Development, kegiatan berlangsung Kamis (22/8).
 
Peresmian yang menandai Unusa sebagai kampus yang mengembangkan kewirausahaan memiliki dampak sosial tersebut dihadiri sejumlah tokoh. Di antaranya Presiden International Council for Small Business (ICSB) dari Mesir, Ahmed Mohamed Osman dan pengagas Human Entrepreneurship, Prof Ki-Chan Kim dari Korea. 
 
Hadir dalam kesempatan tersebut  Hermawan Kartajaya, Chairman ICSB Indonesia, Ketua Yarsis, Prof Mohammad Nuh, dan beberapa bupati serta rektor perguruan tinggi negeri dan swasta di Jatim.
 
Selain menyaksikan peresmian Center of Humane Entreprenur Development, Gubernur Jatim,  Khofifah Indar Parawansa juga menandatangani peresmian One Penastren One Product (OPOP) Training Center yang berada di Unusa.
 
Center of Humane Entreprenur Development merupakan sebuah konsep kewirausahaan yang dikembangkan oleh Prof Ki-Chan Kim dari Korea bersama tim Indonesia yang diketuai Jacky Mussry, Dekan MarkPlus Institute.
 
Kim membagi definisi kewirausahaan ke dalam tiga kategori. Pertama, entrepreneurship 1.0, yaitu pengusaha yang bekerja untuk dirinya sendiri demi mencari nafkah pribadi.
 
Kedua, entrepreneurship 2.0, adalah pengusaha yang bekerja untuk sebuah organisasi; dan ketiga, entrepreneurship 3.0 yang bekerja untuk masyarakat dan kemanusiaan.
 
Peresmian Center of Humane Entreprenur Development menunjukkan bahwa Unusa serius dalam mengembangkan kewirausahaan berbasis teknologi yang memiliki dampak sosial.
 
"Sejalan dengan pelaksanaan entrepreneur plus (Enplus) yang telah memasuki tahun keempat, Unusa terus berkomitmen mengembangkan ke arah yang lebih memberikan dampak dan kemanfaatan kepada masyarakat," kata Rektor Unusa, Achmad Jazidie.
 
Enplus merupakan nama kegiatan mahasiswa di Unusa yang tidak hanya mendorong jiwa kewirausahaan semata, tapi memumbuhkan jiwa wirausahawan yang memiliki nilai-nilai jiwa keabadian yang secara eksplisit disertai nilai-nilai keislaman.
 
"Bagi Unusa tidak cukup entrepreneur dalam pengertian yang lazim. Wirausahawan yang mulia adalah wirausahawan yang sadar bahwa sebagian keuntungan yang didapat dari usahanya merupakan hak orang lain. Sehingga bila nanti berusaha dan mendapatkan keuntungan, maka disadari dari awal bahwa sebagian dari keuntungan itu ada hak orang lain," kata Rektor.
 
Peresmian ini juga, kata Rektor untuk memberikan kekuatan tambahan bagi Unusa dalam menjalankan program Pemprov Jatim dalam One Penastren One Product (OPOP) yang telah dicanangkan gubernur bersama beberapa kepala dinas di Jatim. 
 
"Sungguh sebuah kehormatan bagi Unusa dipercaya dalam mengembangkan salah satu fasilitas untuk bisa menggerakkan pertumbuhan ekonomi di masyarakat utamanya di Jatim," katanya.
 
Rektor berharap dengan peresmian dua fasilitas ini, dapat memicu semangat kewirausahaan mahasiswa Unusa dan melangkapi kegiatan Enplus yang sudah ada.
 
Pewarta: Ibnu Nawawi
Editor: Muiz