Nasional

Gus Baha, Mbah Moen dan KH M Hasyim Asyari

Senin, 21 Oktober 2019 | 19:00 WIB

Gus Baha, Mbah Moen dan KH M Hasyim Asyari

Gus Baha' (tengah) saat di Pesantren Tebuireng. Jombang (Foto: NU Online/Syarif)

Jombang, NU Online
Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau yang akrab disapa Gus Baha bersilaturahim ke Pesantren Tebuireng, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Ahad (20/10).
 
Gus Baha datang di pesantren yang didirikan oleh KH M Hasyim Asyari sejak dini hari sekitar pukul 03.00 WIB sudah berada di Tebuireng dan sekitar pukul 05.00 WIB langsung melakukan ziarah ke maqbarah masyayikh Tebuireng.
 
Gus Baha berkunjung dengan didampingi oleh Katib PBNU KH Afifuddin Dimyathi (Gus Awis), sosok kiai muda asal Pesantren Darul Ulum Peterongan, Jombang. Dua tokoh muda ini baru saja menjabat di posisi masing-masing.
 
Kedatangan dua tokoh yang sedang populer di media sosial ini disambut oleh Wakil Pengasuh Pesantren Tebuireng, KH Abdul Hakim Mahfudz (Gus Kikin). Hadir juga KH Agus Fahmi Amrullah Hadziq dan KH Agus M Zaki Hadziq untuk menemani kedatangan tamu istimewa di ndalem kesepuhan.
 
Di ndalem kesepuhan, Gus Baha dan Gus Kikin beserta keluarga berdiskusi beberapa hal. Di antaranya terkait kisah menantu KH M Hasyim Asyari bernama KH Muhaimin yang berasal dari Lasem, Jawa Tengah.
 
KH Muhaimin merupakan suami dari Nyai Khairiyah Hasyim. Setelah menikah, Nyai Khairiyah ikut suaminya ke tanah suci dan mendirikan sekolah khusus perempuan. Hingga akhirnya, Nyai Khairiyah mendapat penghargaan dari pemerintah Arab Saudi.
 
"Kami berbincang tentang hubungan kekerabatan antara menantu Kiai Hasyim, suami Nyai Khairiyah yaitu KH Muhaimin yang berasal dari Lasem. Kehadiran Gus Baha' seperti merajut kembali antara Tebuireng dan Lasem," kata Agus Zaki.
 
Selain itu, diskusi lain yaitu berkaitan dengan guru Gus Baha bernama KH Maimoen Zubair yang sangat mengidolakan KH M Hasyim Asyari. Hal ini menurut Gus Baha terlihat dari banyaknya kutipan pidato dan tulisan Mbah Maimoen yang dikutip dari kitab KH M Hasyim Asyari.
 
"Kita diskusi juga tentang Mbah Moen yang banyak sekali mengutip kitab karya Hadratussyaikh Hasyim Asyari sebagai referensi pemikiran, khususnya risalah ahlussunnah wal jamaah," tambahnya.
 
Gus Baha menurut keterangan yang ia ceritakan kepada Gus Zaki dan Gus Kikin juga sering meminta jamaah pengajiannya untuk mempelajari kitab KH M Hasyim Asyari. Hal ini diharapkan dapat membuat umat Islam terkhusus Nahdlatul Ulama berada dalam jalur yang benar terus menerus.
 
"Saat Gus Baha berkunjung ke Korea, ia juga mewajibkan untuk seluruh masjid yang diisi oleh warga NU di Korea untuk mengkaji kitab risalah ahlussunnah wal jamaah. Ini bukti bahwa Gus Baha' mengagumi dan menghormati betul sosok Hadratussyaikh KH M Hasyim Asyari," jelasnya.
 
Gus Baha juga sempat melihat dari dekat kamar tidur Hadratussyaikh KH M Hasyim Asy'ari dan foto-foto keluarga besar Pesantren Tebuireng dengan didampingi oleh Gus Kikin dan Gus Zaki.
 
Sebelum meneruskan perjalanan ke Lirboyo untuk mengisi acara yudisium Institut Agama Islam Tribakti (IAIT), pihak Pesantren Tebuireng diwakili oleh Gus Kikin menyerahkan kenangan berupa kumpulan kitab karya Hadratussyaikh Hasyim Asyari kepada Gus Baha'.
 
Gus Baha juga menyempatkan diri untuk berdoa dan membaca kalimat thoiyibah di pusaran makam KH M Hasyim Asyari, KH Abdul Wahid Hasyim dan keluarga besar Tebuireng.
 
Kontributor: Syarif Abdurrahman
Editor: Abdul Muiz