Nasional

Gus Dur Sosok Ulama dan Nasionalis

Rabu, 22 Januari 2020 | 16:46 WIB

Gus Dur Sosok Ulama dan Nasionalis

Ketua PBNU Robikin Emhas (tengah) pada bedah buku "Menjerat Gus Dur" di Universitas Negeri Jakarta (Foto: NU Online/Husni Sahal)

Jakarta, NU Online
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) H Robikin Emhas menegaskan bahwa KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur merupakan tokoh yang merepresentasikan dua sosok utama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, yakni ulama dan nasionalis.

"Dua sosok utama ini berada dalam satu jiwa, satu tubuh, satu pikiran, apa itu? Sosok agamis, sosok ulama, tapi sekaligus nasionalis,” kata Robikin saat menjadi pembahas pada acara bedah buku yang diselenggarakan di Aula Gedung Bung Hatta, Universitas Negeri Jakarta, Jakarta Timur, Rabu (22/1). Bedah buku diselenggarakan Prodi Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Jakarta.

Menurut Robikin, negara-negara di Timur Tengah mudah terjadi konflik karena tidak adanya sosok ulama dan nasionalis pada diri seseorang. "Nah, di Indonesia tidak seperti di sana. Dan Gus Dur satu di antara tokoh yang berhasil menjadikan dirinya sebagai ahli di bidang agama, ulama sekaligus nasionalis," kata Robikin.

Sosok Gus Dur disebut Robikin seperti citra diri yang diharapkan oleh kakeknya, Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari, yakni walau pun ulama, tapi juga memiliki rasa cinta terhadap tanah airnya sebagaimana doktrin yang selama ini berkembang di NU, hubbul wathon minal iman.

Lebih lanjut ia menyatakan bahwa di antara bentuk cinta Gus Dur kepada negaranya adalah dengan berupaya membuat masyarakat Indonesia menghargai hak asasi manusia, termasuk melindungi hak-hak minoritas, dan membuka kran demokrasi.

"Itu adalah salah satu bentuk rasa cinta Gus kepada tanah air," ucap pria yang juga menjabat sebagai Stafsus Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin itu.

Selain Robikin, bedah buku yang dimoderatori Kurniawati itu juga mendatangkan dua narasumber lainnya, yakni Direktur NU Online Savic Ali dan penulis buku 'Menjerat Gus Dur' Virdika Rizky Utama. 

Pewarta: Husni Sahal
Editor: Abdullah Alawi