Hadapi MEA, PWNU Jatim: Pemerintah Harus Proteksi Masyarakat
NU Online · Ahad, 2 Agustus 2015 | 01:00 WIB
Jombang, NU Online
Pengurus Wilayah NU (PWNU) Jawa Timur mengusulkan agar pemerintah bisa memproteksi masyarakatnya menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. Menurut Ketua PWNU Jatim KH Mutawakkil Allah, masyarakat Indonesia belum siap menghadapai persaingan pasar bebas ini.
<>
"Terkait dengan antisipasi pemerintah terhadap dimulainya ASEAN Economic Community 2015 ini kita harapkan agar Pemerintah benar-benar memproteksi rakyatnya dengan memperketat aturan-aturan yang menyangkut tenaga kerja. Termasuk masalah bahan pokok, seperti beras dan lainnya," ujarnya saat ditemui usai pembukaan Muktamar ke-33 NU di alun-alun Jombang, Sabtu (1/8) malam.
Mutawakkil mengatakan, dalam menghadapi MEA ini, PWNU Jatim akan mendorong PBNU dalam Muktamar ke-33 di Jombang ini untuk membuat regulasi yang tidak merugikan masyarakat. "Termasuk masalah tenaga kerja luar negeri yang masuk ke Indonesia. Persyaratannya harus bisa diperketat," imbuhnya.
Salah satu cara memproteksi masyarakat, menurut KH Mutawakkil, adalah membuat aturan yang bisa membatasi "Ya membuat batasan atau aturannya diperketat. Kenapa? Karena masyarakat kita belum siap bersaing dengan masyarakat Asia apalagi ASEAN," tandasnya.
Masyarakat Indonesia menurutnya masih kalah dengan negara lain. Dibandingkan dengan negera Asia lain, katanya, banga Indonesia masih kalah start menghadapi pasar bebas. "Kita kalah start, untuk menghadapai globalisasi, seperti dengan India apalagi dengan Korea. Karenanya pemerintah harus benar-benar memproteksi daya saing ini," pungkasnya. (Muslim Abdurrahman/Mahbib)
Terpopuler
1
Jadwal Puasa Sunnah Sepanjang Agustus 2025, Senin-Kamis dan Ayyamul Bidh
2
Khutbah Jumat: Meyongsong HUT RI dengan Syukur dan Karya Nyata
3
Upah Guru Ngaji menurut Tafsir Ayat, Hadits, dan Pandangan Ulama
4
Khutbah Jumat: Rawatlah Ibumu, Anugerah Dunia Akhirat Merindukanmu
5
Pakar Linguistik: One Piece Dianggap Representasi Keberanian, Kebebasan, dan Kebersamaan
6
IPK Tinggi, Mutu Runtuh: Darurat Inflasi Nilai Akademik
Terkini
Lihat Semua