Nasional PENGAJIAN GUS BAHA

Hadapi Wabah Covid-19, Gus Baha: Jaga Rasa Syukur

Kamis, 8 Juli 2021 | 23:30 WIB

Hadapi Wabah Covid-19, Gus Baha: Jaga Rasa Syukur

Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Bahauddin Nur salim. (Foto: Tangkapan layar TVNU Channel)

Jakarta, NU Online
Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Bahauddin Nur salim atau Gus Baha mengajak masyarakat untuk tetap menjaga rasa syukur pada Allah SWT di tengah pandemi Covid-19 yang sampai saat ini belum juga usai. Menurutnya, apa yang dihadapi saat ini sebenarnya ringan sekali dari potensi kerusakan yang bisa kita alami.


Gus Baha menjelaskan bahwa sebenarnya dunia itu sendiri diciptakan dalam keadaan berpotensi untuk hancur. Menurutnya keberadaan meteor di atas bumi dan magma di bawah tanah dapat kapanpun menghancurkan bumi.


"Kita ini memang potensinya rusak. Bumi yang kita tempati ini berpotensi untuk tidak layak. Sehingga untuk menjadi layak, potensinya hanya dengan rahmat Allah. Di atas kita ada benda langit yang berpotensi jatuh, di bawah bumi ada magma dan minyak yang siap keluar dan berpotensi longsor," kata Gus Baha.


Sehingga menurutnya keadaan yang menimpa kita tidak lebih buruk dari potensi kerusakan yang lebih mungkin terjadi pada umat manusia. Sehingga Gus Baha mengajak umat Islam tidak boleh kehilangan harapan pada belas kasih Allah SWT. Sebab menurutnya, adanya harapan akan masalah yang terjadi merupakan sebaik-baiknya ibadah, sehingga seseorang terhindar dari keputusasaan.


“Di sinilah kita pentingnya menjaga harapan kepada rahmat Allah SWT. Saya menyampaikan ini supaya orang menjaga syukur di tengah pandemi, di tengah problem ekonomi dan problem sosial. Karena afdalul ibadah (utamanya ibadah) adalah berharap ada solusi dan jalan keluar," kata Gus Baha.

 

"Agama sendiri diperuntukkan untuk orang yang selalu punya harapan," tambah Gus Baha dalam acara pembacaan Shalawat Nariyah dan Doa untuk Keselamatan Bangsa secara virtual di TVNU, Kamis (8/7).


Sementara Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siroj mengingatkan pentingnya umat Islam untuk membangun dan memperkuat spiritualitas dan keimanan kepada Allah dalam kondisi pandemi Covid-19 seperti saat ini. Menurutnya, dalam kondisi yang sedemikian banyak masyarakat yang terkena wabah dan harus semakin mengingat Allah dan memohon kepada Allah SWT.


"Tidak ada cara lain selain kita beristighotsah, berdoa, bermunajat kepada Allah SWT. Karena hanya Allah lah yang bisa mengangkat bala dan wabah saat ini," kata Kiai Said.


Dalam kesempatan tersebut, Kiai Said juga mengingatkan agar umat Islam mengurangi pertemuan dalam jumlah besar. Lebih dari itu, kondisi yang memaksa untuk tetap tinggal di rumah sebaiknya dimanfaatkan untuk menyendiri atau uzlah dan mendekatkan diri pada Allah SWT.


"Kita harus mengurangi pertemuan-pertemuan orang-orang banyak. Momen ini kita manfaatkan untuk uzlah. Berkumpul bersama orang sering kali membuat kita hubbuddunya atau mencintai dunia berlebihan," ujarnya.


Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan memperbanyak ibadah seperti puasa. Menurutnya puasa dapat menjauhkan dari godaan setan. "Mari memanfaatkan untuk puasa. Karena setan itu masuknya dari perut yang kenyang," kata Kiai Said.


Ia mengingatkan agar Umat Islam tak henti berdoa kepada Allah dan berharap agar diselamatkan oleh Allah SWT dari bala dan mara bahaya termasuk Covid-19.


Mengetuk pintu langit
Sementara itu, Direktur Utama TVNU Ayi Fahmi, sebagai penyelenggara istighotsah dan doa bersama tersebut mengatakan, kegiatan ini sengaja digelar dalam rangka 'mengetuk pintu langit' dengan doa dan memohon ampun pada Allah.


ia mengatakan bahwa sudah menjadi kewajiban umat Islam untuk memohon dan berhadap hanya pada Allah, dengan tanpa mengesampingkan pentingnya ikhtiar sebagai umat manusia.


"Kami menggelar ini demi memohon keselamatan dari Allah untuk umat manusia. Sebab wabah ini telah menjadi musibah bagi siapapun di muka bumi," kata dia.


Ayi menjelaskan bahwa acara tersebut juga digelar untuk mendoakan para tenaga kesehatan yang telah berjuang untuk masyarakat luas. Secara khusus juga dia menyebut acara tersebut juga diperuntukkan untuk warga NU, para kiai, dan umat Islam seluruhnya, agar dilindungi Allah SWT.


Ia menyebut doa bersama sudah digelar hingga 13 malam secara berturut-turut dan rencananya akan digelar hingga 15 Juli 2021. "Tapi mungkin jika seandainya kondisi masih seperti saat ini, wabah masih tinggi, shalawat Nariyah akan kami lanjutkan," kata dia.


Ia mengatakan bahwa acara ini terselenggara atas dukungan para ulama yang secara bergantian memimpin doa, memberi tausiyah, dan membacakan shalawat. "Ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kami ucapkan pada para kiai, habaib, dan ulama yang sudah meluangkan waktu untuk mengisi doa, tausiyah, baik yang di acara yang telah dilaksanakan maupun yang akan diselenggarakan di hari-hari mendatang," pungkasnya.


Pewarta Ahmad Rozali
Editor: Muhammad Faizin