Nasional

Indonesia Masuki Pancaroba, Potensi Bencana Mengintai Warga

Senin, 26 Februari 2024 | 22:02 WIB

Indonesia Masuki Pancaroba, Potensi Bencana Mengintai Warga

Ilustrasi. (Foto: Antara)

Jakarta, NU Online

Musim pancaroba adalah pergantian atau peralihan dari satu musim ke musim lainnya, baik dari musim kemarau ke musim hujan maupun dari musim hujan ke musim kemarau Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi Bulan Maret-April 2024 Indonesia akan mengalami musim pancaroba.


Anggota Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LPBI PBNU), Ali Yusuf menjelaskan bahwa selama musim pancaroba, terjadi perubahan udara dan temperatur dengan cepat, yang mengakibatkan cuaca menjadi tidak menentu bahkan ekstrem, seperti setelah hujan deras yang disertai angin kencang, kemudian cuaca berubah menjadi panas terik atau sebaliknya.


Dia menjelaskan bahwa penyebab musim pancaroba adalah pertemuan atau pergantian antara massa udara dingin dan massa udara panas. Di mana massa udara dingin di belahan bumi utara dan massa udara panas di belahan bumi selatan saling memberikan tekanan pada pola cuaca di Indonesia.


"Dampaknya, akan lebih banyak tumbuh awan-awan penghasil hujan lebat, petir maupun hujan es, juga disertai angin kencang serta puting beliung," ujarnya pada NU Online, Senin (26/2/2024).


Menurutnya, dampak dari musim pancaroba lebih berpotensi membahayakan dibandingkan dengan musim hujan atau kemarau. Hal ini disebabkan karena situasi atmosfer saat musim pancaroba menjadi lebih tidak stabil akibat pertemuan atau pergantian antara massa udara dingin dan massa udara panas.


"Akibat cuaca yang tidak menentu bahkan ekstrem, beberapa ancaman bencana yang berpotensi terjadi pada musim pancaroba di antaranya adalah banjir, tanah longsor, banjir bandang, angin kencang, dan lain-lain," imbuhnya.


Lebih lanjut menjelaskan bahwa musim pancaroba juga dapat meningkatkan kelembaban udara. Hal ini menjadi perhatian karena meningkatnya kelembaban udara dapat memperpanjang dan memperbesar kemungkinan hidup serta berkembangnya virus dan bakteri.


Selain itu, musim pancaroba juga berpotensi menyebabkan penyempitan aliran darah, menurunkan kadar vitamin D, dan mengurangi sistem kekebalan tubuh manusia. Dampak-dampak tersebut kemungkinan besar dapat meningkatkan risiko terjadinya berbagai gangguan kesehatan atau penyakit seperti flu, demam berdarah, diare, asma, chikungunya, gangguan saluran pencernaan, dan sebagainya.


"Yang perlu dilakukan oleh masyarakat dalam menghadapi musim pancaroba adalah: pertama, untuk menghindari gangguan kesehatan, perlu memastikan tubuh untuk selalu cukup istirahat, kemudian menerapkan pola makan sehat dan seimbang, mencukupi cairan tubuh dengan rutin minum air putih, serta rutin berolahraga," paparnya.


Dia menjelaskan bahwa terkait dengan ancaman bencana yang mungkin terjadi selama musim pancaroba, langkah-langkah yang dapat diambil termasuk mengenali berbagai jenis ancaman bencana di wilayah masing-masing, menggunakan aplikasi yang berkaitan dengan risiko bencana untuk memetakan daerah yang berpotensi terdampak, mengimplementasikan tindakan mitigasi risiko terhadap berbagai ancaman bencana yang mungkin timbul selama musim pancaroba.


Kemudian memperkuat kesiapsiagaan dalam menghadapi berbagai jenis bencana, terutama dalam hal penyelamatan diri selama kejadian bencana, mengatur sistem peringatan dini baik di tingkat individu maupun komunitas, merencanakan dan menetapkan lokasi aman atau titik evakuasi, dan menyiapkan dokumen serta persediaan penting dalam tas siaga bencana atau alat serupa, serta menempatkannya di lokasi yang mudah dijangkau.


"Selain itu, penting juga selalu memantau informasi terkait cuaca dari sumber terpercaya yaitu BMKG, mencatat nomor-nomor penting untuk dapat dihubungi jika diperlukan, menginformasikan segera ke pihak-pihak yang berwenang jika muncul beragam ancaman bencana saat musim pancaroba, dan yang terakhir memperbanyak do'a kepada Allah SWT agar selalu diberikan perlindungan dan keselamatan," pungkasnya.