Nasional

Indonesia Terlibat Uji Klinis Vaksin TBC M72, PDNU: Langkah Positif Atasi Gejala yang Berat

NU Online  ·  Selasa, 13 Mei 2025 | 08:00 WIB

Indonesia Terlibat Uji Klinis Vaksin TBC M72, PDNU: Langkah Positif Atasi Gejala yang Berat

Ilustrasi vaksin. (Foto: freepik)

Jakarta, NU Online

Uji klinis vaksin Tuberkulosis M72/AS01E yang diinisiasi oleh Gates Foundation telah dimulai sejak Maret 2024. Indonesia menjadi salah satu dari lima negara yang turut serta dalam uji klinis itu. Setidaknya 2.000 partisipan di Indonesia terlibat.


Ketua Umum Persatuan Dokter Nahdlatul Ulama (PDNU) dr Muhammad S Niam menegaskan, keterlibatan Indonesia dalam riset tersebut merupakan hal positif. Mengingat, Indonesia menempati urutan kedua dengan kasus TBC terbanyak di dunia setelah India.


"Tentu ini merupakan hal yang menggembirakan terutama untuk mengatasi TBC dengan gejala yang berat," ujar Dokter Niam kepada NU Online, Selasa (13/5/2025).


Menurutnya, Vaksin TBC M72 yang dikembangkan oleh Gates Foundation adalah salah satu dari sekitar 15 vaksin TBC yang diuji coba secara global.


"M72 yang paling maju penelitiannya karena sudah sampai tahap fase 3. Tahap terakhir sebelum vaksin boleh dipergunakan secara luas," kata Dokter spesialis bedah pencernaan itu.


Gates Foundation sudah melakukan riset untuk vaksin M72 sejak awal 2000 dan pada 2024 sudah disuntikkan kepada lebih dari 2000 relawan. Hasil riset sementara menunjukkan efektivitas antara 50-54 persen dengan tanpa ditemukan adanya efek samping yang serius.


"Riset ilmiah di bidang kedokteran itu harus melalui 3 tahapan clinical trial. Tahap 1 adalah uji toksisitas. Jika tidak ditemukan hal-hal yang membahayakan maka hasil uji dinyatakan aman untuk bisa dilanjutkan," tuturnya.


Tahap 2 adalah uji efektivitas. Jika hasil data klinis riset menunjukkan efikasi signifikan, kata dr Niam, maka bisa dilanjutkan ke tahap ketiga untuk mengetahui hasil riset dengan subjek yang lebih luas.


"Karena riset ini telah dilakukan di berbagai negara, maka jika dinilai berhasil akan sangat membantu upaya pemberantasan TBC secara global," imbuhnya.


Ia menegaskan bahwa setiap riset harus mengantongi ethical clearance sebelum dijalankan. Tantangannya, Indonesia merupakan negara kepulauan dengan penduduk terbanyak keempat di dunia setelah India, China, dan Amerika sehingga tentu tidak mudah menyiapkan infrastruktur dalam uji coba vaksin global.


"Tetapi dengan keterlibatan pemerintah, dalam hal ini Kemenkes, dengan dibuatkan regulasi sesuai ketentuan perundang-undangan tentu penelitian akan jauh lebih mudah dilakukan," jelasnya.


Sebanyak 2.095 warga Indonesia terlibat dalam uji klinis vaksin TBC M72 yang dikembangkan oleh Bill Gates melalui Gates Foundation. Angka ini merupakan akumulasi dari partisipasi sejak fase pertama uji coba pada 2024. Uji klinis kini telah mencapai tahap ketiga atau fase terakhir sebelum vaksin diedarkan secara luas.


Di Indonesia, uji coba dilakukan sejak 3 September 2024 di sejumlah rumah sakit besar, antara lain RSUP Persahabatan, RS Islam Cempaka Putih, RSUI, FKUI, dan FK Unpad. Proses rekrutmen peserta rampung pada 16 April 2025.


Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meminta masyarakat tidak khawatir terhadap pelaksanaan uji klinis tersebut, termasuk terkait rumor konspiratif yang beredar.


"Vaksin ini diberikan secara cuma-cuma. Keterlibatan ilmuwan Indonesia menunjukkan bahwa kita aktif dalam inovasi medis global,”katanya.


Data Global TB Report 2024 menunjukkan Indonesia menduduki peringkat kedua di dunia untuk beban kasus TBC, setelah India. Diperkirakan terdapat 1.090.000 kasus TBC dan 125.000 kematian setiap tahunnya.


Guru Besar Pulmonologi Universitas Indonesia Erlina Burhan mengatakan bahwa Indonesia membutuhkan vaksin ini sebagai bentuk pencegahan guna menekan jumlah kasus.


Erlina menyebut secara rata-rata, dalam setahun terdapat lebih dari 1 juta orang terkena TBC di Indonesia.


"Pada Maret 2025 saja, Kementerian Kesehatan mencatat setidaknya sekitar 889.000 orang terkena TBC," ujarnya dilansir Antara.