Nasional

Lewat Destana, LPBINU Dakwah Pengurangan Risiko Bencana

Jumat, 26 Juli 2019 | 11:15 WIB

Lewat Destana, LPBINU Dakwah Pengurangan Risiko Bencana

Kegiatan Destana 2019, LPBINU kenalkan pengurangan risiko bencana pada para siswa.

Jakarta, NU Online
Ekspedisi Desa Tangguh Bencana Tsunami yang diselenggarakan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU) dan beberapa kementerian, serta lembaga non-kementerian yang berlangsung sejak 12 Juli 2019, saat ini akan memasuki segmen kedua. 
 
Setelah menyelesaikan segmen pertama di Jawa timur yaitu Kabupaten Banyuwangi, Kota Jember, Kabupaten Lumajang, Malang, Blitar, Tulung agung, Trenggalek dan terakhir di Kabupaten Pacitan. Selama Ekspedisi Destana, di beberapa titik tersebut LPBINU sudah melakukan beberapa kegiatan seperti sosialisasi tentang penanggulangan bencana, dan Pengurangan Risiko Bencana (PRB).
 
Hal tersebut disampaikan Zuliati dari LPBINU Pusat, menurutnya, dirinya sangat terbantu dengan adanya pengurus-pengurus LPBINU daerah, diantaranya Ahmad Djuwarni Mukhtar (Ponorogo), Ramadhan AP (Ponorogo), Yoga Dwi Irawan (Ponorogo), Sairin (LPBI NU Ponorogo), Yazid Busthomy (Pacitan), dan Wawan Boger (BPBD Pacitan) yang sangat aktif dan solid berkerjasama untuk terus mendakwahkan isu PRB.
 
"Selain pesantren dan pelajar SMK Kesehatan Bakti Indonesia Medika Pacitan, kami juga mengajak peran serta seluruh masyarakat untuk mengikuti sosialisasi Sekolah Aman Bencana Desa Tangguh bencana, simulasi bagaimana ketika terjadi bencana, juga penanaman pohon di pinggir pantai," ujar Zuliati, Kamis (25/7).
 
Zuliati menuturkan bahwa ada beberapa hal yang ditemui tim LPBINU di lokasi, seperti papan informasi jalur evakuasi belum ada, padahal sekolah dekat dengan wilayah pantai, kemudian mayoritas belum mengetahui tentang penyelamatan ketika terjadi gempa dan tsunami, hal tersebut selain dikarenakan belum pernah ada sosialisasi tentang kebencanaan dari instansi terkait.
 
Dari data temuan di atas, menurut Zuliati jika pada mengacu pada tahun 2017 pernah terjadi Banjir di kelurahan Sidoharjo. Saat itu banyak rumah warga yang terbawa banjir, dan banyak kerugian. Oleh karena itu perlu adanya program atau kebijakan pembuatan jalur evaluasi.
 
Mengakhiri rangkaian kegiatan ekspedisi Destana Tsunami di Kabupaten Pacitan tersebut, Zuliati menyampaikan apresiasi terhadap pengurus LPBINU daerah yang terlibat, karena dengan adanya sinergitas sesama pengurus, maka apa yang menjadi tujuan bersama akan mudah untuk direalisasikan.
 
"Terima kasih kepada semua tim yang terlibat, dengan tak kenal lelah walaupun dengan kondisi medan yang berat di sepanjang titik pelaksanaan Ekspedisi Destana Tsunami 2019," tutup Zuli. (Anty Husnawati/Kendi Setiawan)