Nasional

Menlu RI Apresiasi Langkah Tepat PBNU Undang Penasihat Presiden Palestina ke Indonesia

Jumat, 9 Agustus 2024 | 19:15 WIB

Menlu RI Apresiasi Langkah Tepat PBNU Undang Penasihat Presiden Palestina ke Indonesia

Menlu RI Retno Marsudi saat menerima kunjungan dari Penasihat Presiden Palestina Mahmoud Al-Habbash didampingi Dubes Palestina Zuhair Al-Shun dan Ketum PBNU Gus Yahya Staquf di Kantor Kemlu RI, Kamis (8/8/2024) sore. (Foto: dok. PBNU)

Jakarta, NU Online

Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang telah mengundang Penasihat Presiden Palestina Mahmoud Al-Habbash ke Indonesia, sejak Rabu hingga Sabtu (7-10/8/2024).

 

Retno menilai bahwa PBNU telah melakukan langkah yang tepat karena mengundang Mahmoud sebagai sosok yang secara benar merepresentasikan pemerintah yang sah dari Palestina.


Hal itu diungkap Menlu Retno saat menerima kunjungan Mahmoud Al-Habbash didampingi Duta Besar Palestina Zuhair Al-Shun dan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf di Kantor Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Jalan Pejambon Jakarta Pusat, Kamis (8/8/2024) sore.


"Saya merasa sangat terhormat dan merasa senang atas kedatangan Mahmoud Al-Habbash, sekaligus berterima kasih kepada PBNU karena telah berinisiatif mengundang Mahmoud Al-Habbash ke Indonesia, karena menyambungkan Indonesia dengan pihak yang benar ketika ingin berkomunikasi, berhubungan dengan pihak Palestina ini," jelas Retno.


Sebab, Retno mengaku selalu menunggu langkah yang dibuat PBNU untuk mendukung Palestina. Baginya, sekali PBNU berbuat maka efeknya akan jauh lebih terasa, baik dari kalangan rakyat sampai ke pihak pemerintah Indonesia.


"Yang paling jelas, bagi Indonesia yang ditunggu-tunggu itu Nahdlatul Ulama ini, karena NU sudah bergerak mendukung Palestina," jelas Retno.


"Karena apa yang kami lakukan juga mendapatkan arti yang lebih besar karena PBNU melakukan langkah-langkah perjuangan untuk bangsa dan juga pemerintahan Palestina," tambahnya.


Menanggapi itu, Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PBNU Ginanjar Sya'ban menegaskan bahwa sikap NU untuk membela Palestina sudah dilakukan sejak sebelum kemerdekaan.


"Karena sejak tahun 1930-an ketika masalah Palestina itu mencuat dalam masa mandatori Inggris di wilayah trans-Yordania, sebelum ada Israel dan Palestina, NU sudah menunjukkan dukungannya," katanya saat ditemui NU Online di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Kamis (8/8/2024) malam.


Saat itu, kata Ginanjar, NU yang masih bernama Hoofdbestuur Nahdlatoel Oelama (HBNO) melalui Pendirinya KH Hasyim Asy'ari sudah menyerukan agar Nahdliyin membacakan qunut nazilah untuk mendukung Palestina.


Selain itu, Ginanjar menilai pertemuan Mahmoud Al-Habbash dengan Menlu RI menjadi bagian dari strategi PBNU untuk terus mengukuhkan sikap indonesia di kancah internasional tentang hak-hak dan perjuangan bangsa Palestina.


"Dukungan itu terus berlanjut, sikap itu tidak berubah. Adapun beberapa cara diupayakan, tentu saja zaman dahulu dan sekarang harus ada cara-cara yang bervariasi dan tidak melalui satu cara, tidak satu pintu saja tetapi berbagai upaya juga harus dilakukan ditemukan banyak pihak," katanya.


"Ini yang penting dilakukan bagaimana bisa membantu masyarakat palestina untuk mencapai kedaulatannya," tutup Ginanjar.


Sebagai wujud kepedulian bagi warga Palestina, PBNU melalui NU Care-LAZISNU mengajak masyarakat untuk menyalurkan bantuan dana kemanusiaan yang dapat disalurkan melalui NU Online Super App di fitur Zakat & Sedekah atau lewat tautan https://applink.nu.or.id/donation.