Nastar Masih Jadi Kue Pilihan Utama Masyarakat untuk Suguhan Lebaran Idul Fitri 2025
NU Online · Sabtu, 29 Maret 2025 | 11:00 WIB

Kue nastar jadi suguhan paling utama yang harus ada di meja saat Hari Raya Idul Fitri tiba. (Foto: Afina)
Afina Izzati
Kontributor
Jakarta, NU Online
Jelang Lebaran Hari Raya Idul Fitri 1446/2025, berbagai kalangan masyarakat mulai mempersiapkan diri, mulai dari membersihkan rumah hingga menyiapkan hidangan yang akan disuguhkan.
Salah satu suguhan yang masih menjadi pilihan utama masyarakat hingga kini adalah kue nastar. Masyarakat memiliki antusiasme yang cukup kue untuk menjadikan kue nastar sebagai penghias meja saat Hari Raya Idul Fitri tiba.
Deasy Bunga, seorang penjual kue kering asal Kudus, mengungkapkan bahwa minat masyarakat dalam memesan kue nastar tetap tinggi, baik untuk dikonsumsi sendiri maupun dijadikan hadiah.
"Tahun ini, antusiasme masyarakat sangat tinggi dibanding tahun sebelumnya, khususnya untuk kue nastar. Ada yang membeli sekadar untuk dimakan sendiri, dan ada pula yang membelinya sebagai hadiah untuk orang tersayang," ungkapnya.
Deasy mengaku, tingginya permintaan ini mendorongnya untuk berinovasi dengan menghadirkan berbagai jenis nastar agar konsumen tidak bosan dengan varian yang sama.
"Saya membuat tiga jenis nastar, yaitu nastar keju, nastar gulung, dan nastar klasik. Jadi, konsumen bisa memilih sesuai selera mereka," terangnya.
Selain nastar, ia menjelaskan bahwa ada banyak kue kering lainnya yang cukup diminati masyarakat, seperti banana cookies, thumbprint cokelat, dan sagu keju.
Perempuan yang telah berjualan sejak dua tahun lalu ini mengaku bahwa omzet yang diperolehnya menjelang Lebaran Idul Fitri 2025 ini bisa mencapai lebih dari Rp50 juta.
"Alhamdulillah, meskipun belum dihitung secara pasti, kemungkinan omzet mencapai lebih dari Rp50 juta," tandasnya.
Nastar, simbol perayaan Idul Fitri
Berdasarkan pantauan NU Online pada Kamis (27/3/2025), euforia pembelian kue nastar di Pasar Kliwon, Kudus, Jawa Tengah, juga cukup tinggi sebagai bagian dari perayaan Idul Fitri bersama keluarga.
Inaya, seorang pembeli yang ditemui di lokasi, mengungkapkan bahwa ia merasa kurang lengkap jika kue nastar belum tersaji di atas meja saat Lebaran tiba.
"Rasanya ada yang kurang kalau tidak menyajikan nastar untuk tamu yang datang. Jadi, saya hampir setiap tahun membeli kue nastar," paparnya.
Menurutnya, meskipun harganya tidak murah, kue nastar seolah telah menjadi simbol perayaan Idul Fitri hingga saat ini.
"Karena saya tidak bisa membuat sendiri, saya memilih untuk membeli meskipun harganya cukup mahal. Kue nastar memang seperti simbol Hari Raya Idul Fitri," pungkasnya.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
2
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
3
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
4
Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU Akan Lantik JATMAN masa khidmah 2025-2030
5
Khutbah Jumat: Meningkatkan Kualitas Ibadah Harian di Tengah Kesibukan
6
Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia
Terkini
Lihat Semua