Nasional

Pakar Sebut Pilkada Jakarta Bakal Anti-Klimaks Dibanding Jatim

Selasa, 10 September 2024 | 16:00 WIB

Pakar Sebut Pilkada Jakarta Bakal Anti-Klimaks Dibanding Jatim

Pakar Kepemiluan dari Universitas Indonesia (UI), Titi Anggraini. (Foto: instagram/@tanggraini)

Jakarta, NU Online

Pakar Kepemiluan dari Universitas Indonesia (UI) Titi Anggraini menilai bahwa Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Jakarta justru akan menjadi anti-klimaks jika dibandingkan dengan Pilkada Jawa Timur (Jatim) yang diisi oleh 3 calon gubernur (cagub) perempuan. Tiga calon perempuan tersebut masing-masing diusung oleh partai berbeda.


Diketahui ketiganya adalah Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak diusung koalisi gemuk 15 partai pendukung yang berjuluk Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus, Tri Rismaharini-Zahrul Azhar Asumta diusung PDI P serta Partai Hanura, dan Luluk Nur Hamidah-Lukmanul Hakim diusung oleh PKB.


Titi menilai, majunya ketiga calon tersebut adalah bentuk persaingan ketat. Seperti Khofifah-Emil, lanjutnya, yang menjadi petahana sekaligus menguasai koalisi mempunyai posisi tawar yang begitu besar.


Tidak mau kalah, Titi juga menyebut calon penantang dari PDIP dan PKB membuktikan dengan hal yang sama. Menurutnya, kedua partai itu juga punya kader yang sama mumpuni, kuat, dan sama menjanjikannya dari sisi kepemimpinan dengan Khofifah-Emil.


"Kalau PDIP punya ibu Tri Rismaharini, kemudian PKB punya Luluk Nurhamidah, ini membuktikan bahwa pertarungan antar-perempuan politik yang diklaim oleh masing-masing pengusung sebagai kandidat yang betul-betul mampu bersaing satu sama lain," kata Titi melalui Youtube pribadi Titi Anggraini dikutip NU Online, Selasa (10/9/2024).


"Jadi ini luar biasa pendidikan politik dan pesan politik menuju kehadiran perempuan politik yang lebih kuat lebih berpengaruh dan lebih diakui di dalam panggung dan kontestasi politik Indonesia," jelasnya.


Terkait Jatim sebagai provinsi yang identik dengan santri dan politik santrinya, Titi mengatakan bahwa hal itu tak akan berdampak pada hal-hal yang membawa pengaruh berlebihan seperti stigma terhadap perempuan di panggung politik. Karena sebelumnya sudah terjawab oleh calon petahana Khofifah Indar Parawansa.


"Sebagai incumbent ternyata ketika dia diusung kembali 15 partai politik itu kan menandakan bahwa ekosistem politik di Jawa Timur relatif terbuka kepada kepemimpinan perempuan," terangnya.


Politik perempuan dengan gagasan

Titi berharap agar ketiga calon perempuan ini dapat melewati kompetisi ini dengan politik gagasan, bukan hanya berkampanye serta semata-mata mendulang suara masyarakat semata.


"Menampilkan politik gagasan, politik program, visi-misi yang sama baiknya. Maka betul-betul Pilkada Jawa Timur menjadi titik balik politik keterwakilan perempuan yang identik dengan politik gagasan, politik program, visi-misi, dan juga politik yang etis yang mampu bersaing dengan sehat yang mampu bersaing tanpa politik transaksional karena itulah karakter kepemimpinan politik perempuan," jelasnya.


"Jadi kita harapkan tiga kandidat perempuan calon gubernur di Jawa Timur ini menjadi simbol bahwa perempuan betul-betul identik dengan politik gagasan, politik program yang hal-hal yang mengedepankan substansi tapi juga partisipatoris tanpa adanya politik uang dan tidak ada penyebaran hoaks," terangnya.