Pakar: Tradisi Islam di Indonesia Bisa Jadi Pelopor Gerakan Pelestarian Alam di Tingkat Global
NU Online · Rabu, 21 Mei 2025 | 11:00 WIB

Pakar Studi Islam dan Lingkungan University of Wiconsin-Madison, Amerika Serikat, Prof Anna M Gade dalam acara Environment and Sustainability in Higher Education: Theory and Practice di Kampus UIII, Depok, Jawa Barat, pada Selasa (20/5/2025). (Foto: dok. UIII)
Rikhul Jannah
Kontributor
Depok, NU Online
Pakar Studi Islam dan Lingkungan University of Wiconsin-Madison, Amerika Serikat, Prof Anna M Gade menyampaikan bahwa pendidikan lingkungan hidup di Indonesia yang berlandaskan nilai ajaran agama Islam dapat membentuk kesadaran untuk menjaga alam demi masa depan bangsa.
“Kesadaran ekologis masyarakat di sini (Indonesia) berbeda dengan masyarakat barat. Indonesia memiliki warisan dan ajaran yang sangat kaya tentang alam,” ujarnya dalam acara diskusi bertajuk Environment and Sustainability in Higher Education: Theory and Practice di Ruang Teater Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII), Depok, Jawa Barat pada Selasa (20/5/2025).
Ia mengatakan bahwa warisan tradisi dan budaya Islam di Indonesia memiliki potensi untuk bisa menjadi pelopor gerakan dalam menjaga kelestarian lingkungan alam di tingkat global.
Prof Anna mencontohkan masyarakat di Jawa Tengah yang memiliki tradisi merawat lingkungan Gunung Merapi dengan menggabungkan nilai-nilai ajaran Islam yaitu khalifah (pemimpin di bumi), amanah (tanggung jawab), dan mizan (keseimbangan).
Baca Juga
Lingkungan Global Perlu Dibaca Pesantren
“Saya melihat banyak kegiatan lokal yang sebenarnya sudah sangat ekologis, seperti tradisi menjaga mata air, larangan menebang pohon sembarangan, atau pelarangan buang sampah sembarangan,” ucapnya.
“Masyarakat Indonesia betul-betul menerapkan hablumminallah dan habluminnas dalam menjaga alam,” lanjutnya.
Ia menyebut bahwa tradisi menjaga alam ini mendapatkan respons positif dari Menteri Agama RI Prof Nasaruddin Umar. Hal ini terlihat dari banyaknya masjid ramah lingkungan atau eco-masjid yang memiliki halaman penuh tanaman, tempat sampah yang memadai, sistem pengelolaan air wudhu yang efisien, dan penggunaan panel surya sebagai sumber energi terbarukan.
Bahkan, kata Prof Anna, lembaga pendidikan dan pesantren turut aktif dalam kegiatan edukasi lingkungan dengan gerakan menanam pohon, memilah dan mendaur ulang sampah, serta kampanye hemat energi.
“Antusias yang luar biasa dari masyarakat, anak-anak, guru, ustad, semua terlibat dalam merawat alam. Ini merupakan implementasi nyata kepedulian terhadap iklim untuk masa depan semua Muslim dan non-Muslim yang ada di Indonesia,” ujar Prof Anna.
Prof Anna berharap, tradisi menjaga alam yang menggabungkan nilai-nilai Islam dengan budaya lokal dapat terus dijalankan secara konsisten.
"Dengan begitu, gerakan pelestarian lingkungan akan menjadi lebih kuat dan semakin mengakar dalam kehidupan masyarakat Indonesia," harapnya.
Terpopuler
1
Fantasi Sedarah, Psikiater Jelaskan Faktor Penyebab dan Penanganannya
2
Khutbah Jumat: Lima Ibadah Sosial yang Dirindukan Surga
3
Pergunu Buka Pendaftaran Beasiswa Kuliah di Universitas KH Abdul Chalim Tahun Ajaran 2025
4
Pakai Celana Dalam saat Ihram Wajib Bayar Dam
5
Kabar Duka: Ibrahim Sjarief, Suami Jurnalis Senior Najwa Shihab Meninggal Dunia
6
Ribuan Ojol Gelar Aksi, Ini Tuntutan Mereka ke Pemerintah dan Aplikator
Terkini
Lihat Semua