Nasional

Program Literasi-Numerasi POP SD: Mengubah Mindset Guru dalam Pembelajaran

Kamis, 6 April 2023 | 22:30 WIB

Program Literasi-Numerasi POP SD: Mengubah Mindset Guru dalam Pembelajaran

Pemantauan Penguatan Literasi-Numerasi guru-guru Sekolah Dasar sasaran di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Kegiatan tersebut dilaksanakan di SDIT Darul Hikmah dan SDIT Makiya, Pacet, Cianjur, Jawa Barat, Kamis (6/4/2023). (Foto: LP Ma'arif PBNU)

Jakarta, NU Online
Tim Monitoring Program Organisasi Penggerak (POP) LP Ma’arif NU PBNU, Soleh Abwa dan Fauzan melakukan pemantauan Penguatan Literasi-Numerasi guru-guru Sekolah Dasar sasaran di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Kegiatan tersebut dilaksanakan di SDIT Darul Hikmah dan SDIT Makiya, Pacet, Cianjur, Jawa Barat, Kamis (6/4/2023). 


Dalam kesempatan ini hadir Kepala Seksi Guru dan Tenaga Kependidikan (Kasi GTK) Tatang Wahyu, yang mewakili Disdikpora Kabupaten Cianjur. 


Tatang dalam sambutannya merasa bangga dan terhormat bahwa guru-guru SD sasaran POP SD di Kabupaten Cianjur telah mendapatkan pengalaman baru model pembelajaran literasi-numerasi yang menyenangkan dan membuat murid gembira dan termotivasi untuk belajar.


"Guru tidak harus pesimis akan keberadaannya sebagai bagian yang tak terpisahkan dalam membentuk pendidikan, pembelajaran, pembentukan karakter dan pengetahuan murid, ibarat manisnya buah-buahan terkadang melupakan akar yang menghujam ke bumi mencari makanan untuk hidup, berkembang dan berbuahnya sebuah pohon," kata Tatang. 


Selain itu, lanjut dia, Disdikpora sudah seharusnya hadir pada pemenuhan 8 standar pendidikan pada sekolah-sekolah dasar swasta yang ada di lingkungan satuan pendidikan Ma’arif NU. 

 

Standar itu, antara lain, pembelajaran yang mengoptimalkan minat, bakat dan kecerdasan murid dengan dibarengi alat peraga dan media pembelajaran yang dibuat bersama guru dan murid. 


"Alat peraga yang dibuat bersama dan hasilnya dipajang dalam ruang kelas. Pemajangan hasil karya murid, membuat kelas menjadi hidup dan mendorong kelas menjadi kelas literat dan numerat," terang dia. 


Pemajangan hasil karya murid, menurutnya, selama ini baru ada pada ruang kelas Taman Kanak-kanak. "Harapan Kasi Kurikulum juga demikian, ilmu dan praktek baik dalam pembelajaran dapat didesiminisakan pada guru-guru yang lain," ucapnya. 


Sementara itu, Kepala SDIT Makiya, Siti Aisyah mengatakan, adanya kegiatan POP ini juga sangat dirasakan oleh guru-guru sasaran, di mana guru dibimbing, difasilitasi, diupgrade dengan model pembelajaran yang berbasis literasi-numerasi yang menuntut murid untuk aktif terlibat dalam pembelajaran, berpikir kritis inovatif. 


"Ada banyak sekali perubahan dalam pembelajaran di kelas setelah mengikuti kegiatan pelatihan literasi-numerasi ini. Siswa tidak lagi belajar secara monoton, tapi belajar secara aktif menggunakan alat peraga yang mereka buat sendiri. Hasil kreatifitas siswa kita tempel di dinding. Dan hal ini membuat siswa semakin termotivasi dalam belajar karena merasa hasil kreatifitas mereka dihargai," ungkapnya. 


Ia menjelaskan, terapi budaya literasi-numerasi kepada murid SD perlu penangan yang serius. Hal ini seiring dengan kemajuan teknologi, khususnya gawai (smartphone). Smartphone sudah menjadi bagian kehidupan pada setiap individu tanpa mengenal usia. 


"Fitur-fitur smartphone menyediakan berbagai kemudahan dan kesenangan kepada semua usia. Aplikasi game sebagai aplikasi permainan yang mengedukasi anak sekaligus juga menjadi racun. Oleh karenanya literasi membaca dan numerasi perlu dikenalkan sejak dini kepada anak-anak. Sehingga diharapkan ketika dewasa menjadi anak yang literat dan numerat," jelasnya. 


Terkait monitoring POP, Soleh Abwa selaku tim monitoring POP menyampaikan, LP Ma’arif PBNU sebagai ormas yang menggeluti pendidikan harus hadir mendampingi dan menfasilitasi guru-guru SD dalam penguatan pembelajaran yang berbasis literasi numerasi. 


"Guru diharapkan mampu membangun sistem pembelajaran dengan memanfaatkan media dan alat peraga yang sesuai dengan kesiapan, minat, bakat, talenta dan kecerdasan peserta didik. Guru mampu mamahami gaya pembelajaran muridnya, apakah gaya belajarnya, kinestetik, visual dan auditori," ucapnya. 


Dengan demikian, tambah dia, murid sebagai generasi penurus perjuangan bangsa ini akan menjadi generasi yang literat dan numerat. Ia juga berharap, guru sasaran yang sudah mengikuti kegiatan POP ini mampu mendesiminasikan kepada guru-guru yang bukan sasaran POP, sehingga kebermanfaatan program POP ini dapat dirasakan oleh guru-guru yang lainnya. 


"Selain itu juga murid memiliki kecakapan literasi dan numerasi yang lebih baik, sehingga akan menjadi pribadi yang kritis, solutif, akomodatif, humanis, integritas, toleran, menghormati, menghargai dan bertanggungjawab," imbuh dia. 


 
Sebagai informasi, kegiatan monitoring ini adalah sebagai bentuk pemantauan hasil pelatihan litearsi numerasi yang diberikan kepada guru-guru SD Kabupaten Cianjur. Kegiatan optimalisasi budaya literasi numerasi. 


Monitoring POP LP Ma’arif PBNU adalah hasil kerja sama dengan Kemendikbudristek untuk melakukan kegiatan Penguatan Literasi Numerasi Bagi Guru Sekolah Dasar di Kabupaten Cianjur.


Pewarta: Syifa Arrahmah
Editor: Kendi Setiawan