Nasional

Rais Aam PBNU Tekankan Pentingnya Peran Intelektual NU di Era Digital yang Penuh Kegaduhan

NU Online  ·  Kamis, 31 Juli 2025 | 15:30 WIB

Rais Aam PBNU Tekankan Pentingnya Peran Intelektual NU di Era Digital yang Penuh Kegaduhan

Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar saat menyampaikan arahan usai melantik jajaran pengurus PP ISNU masa khidmah 2025-2030, di Hotel Bidadari, Jakarta, pada Kamis (31/7/2025). (Foto: TVNU/Junaedin Ghufron)

Jakarta, NU Online

Rais 'Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar menekankan pentingnya peran kaum intelektual NU dalam menghadapi tantangan zaman, khususnya di era digital yang penuh kegaduhan dan simpang siur informasi.


Hal itu disampaikan Kiai Miftach usai melantik Pimpinan Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) masa khidmah 2025-2030, di Hotel Bidakara, Jakarta, pada Kamis (31/7/2025).


Kiai Miftach menyebut ISNU sebagai dapur besar NU yang bertugas mengolah gagasan-gagasan strategis demi kemaslahatan umat.


"Hampir semua yang hadir ini para profesor dan doktor. Harapan kami, mereka mampu mengolah, menggodok, dan memasak gagasan. Karena inilah dapurnya NU," ujar Kiai Miftach.


Menurut Kiai Miftach, di era digital ini umat menghadapi kesulitan dalam membedakan antara kebenaran dan kebatilan akibat derasnya arus informasi yang menyesatkan.


"Zaman sekarang ini seperti yaumul haraj, tapi yang viral itu sound horeg. Orang bingung membedakan hak dan batil. Maka dibutuhkan orang-orang pintar dan berilmu," ungkapnya.


Kiai Miftach mengajak para pengurus ISNU untuk terus menjadi penjaga akal sehat dan penerjemah nilai-nilai Islam dalam kehidupan publik yang lebih luas.


"Islam sangat memuliakan orang berilmu. Dan ISNU adalah wadah orang-orang berilmu itu. Jangan segan berkhidmat. Ini harapan kami agar NU makin dikenal dan dicintai, terutama oleh generasi Z yang katanya kurang begituan. Nah, ini tugas ISNU," imbuhnya.


Ketua Umum PP ISNU Kamaruddin Amin menyampaikan, pihaknya siap menjadi ruang aktualisasi cendekiawan NU dari berbagai disiplin ilmu dan profesi.


Ia menegaskan, ISNU tidak hanya hadir sebagai simbol keilmuan, tetapi juga sebagai kekuatan penggerak pembangunan dan kebangsaan.


"ISNU adalah rumah bersama para akademisi, profesional, birokrat, dan guru besar dari berbagai latar belakang. Kita ingin potensi besar ini dikonsolidasikan agar menjadi kekuatan yang nyata dalam pembangunan," katanya.


Ia menjelaskan, ISNU akan mengonsolidasikan berbagai sumber daya manusia yang selama ini masih tercerai-berai agar mampu berkontribusi secara terstruktur dan sistematis dalam agenda strategis nasional.


"Kami menyebutnya fundamental enabler, yaitu unsur yang memungkinkan strategi besar bangsa bisa diwujudkan. ISNU ingin menjadi penggerak, bukan hanya pengamat," ujarnya.


Kamaruddin menegaskan komitmen ISNU untuk berperan aktif dalam tiga hal utama yaitu pemberdayaan ekonomi umat, penguatan ekologi dan lingkungan hidup, serta diplomasi perdamaian global.


"Pemberdayaan ekonomi umat adalah prioritas. Kita akan menggandeng mitra strategis, baik pemerintah maupun swasta. Kita ingin ekonomi umat ini naik kelas," tegasnya.


Terkait isu lingkungan, ISNU tak ingin hanya bicara di tingkat wacana. Kamaruddin menyebut pentingnya langkah-langkah konkret yang bisa dilakukan oleh kader ISNU di seluruh Indonesia.


"Isu lingkungan bukan hanya isu global, tapi isu kemanusiaan. ISNU ingin hadir lewat aksi nyata seperti tanam pohon, edukasi pengelolaan air, hingga penanganan sampah," terangnya.