Nasional

Ramadhan, PCINU Tiongkok Roadshow Beasiswa Studi di Tiongkok ke 6 Kota di Indonesia

Sabtu, 9 Maret 2024 | 19:00 WIB

Ramadhan, PCINU Tiongkok Roadshow Beasiswa Studi di Tiongkok ke 6 Kota di Indonesia

Sosialisasi beasiswa Tiongkok dan bedah buku Pondok Pesantren Darul Amanah Sukorejo, Kendal, Jawa Tengah, Jumat (8/3/2024). (Foto: PCINU Tiongkok)

Jakarta, NU Online
Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Tiongkok memulai agenda roadshow seminar tentang santri Indonesia di Tiongkok. Acara yang dilangsungkan selama bulan Ramadhan ini perdana digelar di Pondok Pesantren Darul Amanah Sukorejo, Kendal, Jawa Tengah, Jumat (8/3/2024).


Dalam rangkaian roadshow ini, PCINU Tiongkok menyampaikan sejumlah informasi mengenai kesempatan studi, beasiswa, dan peluang lainnya di Tiongkok bagi para santri atau masyarakat Indonesia.

 

Selain itu, PCINU juga memberikan gambaran tentang kehidupan, pengalaman santri, dan Islam di Tiongkok, serta berpartisipasi dalam mendukung dan memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Tiongkok di tingkat masyarakat.


Rais Syuriyah PCINU Tiongkok, Ahmad Syaifuddin Zuhri mengungkapkan, terdapat 6 lokasi yang akan menjadi tempat seminar dari PCINU Tiongkok selama Ramdhan.

 

Setelah agenda di Pesantren Darul Amanah Sukorejo Kendal, agenda selanjutnya ke Kampus Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Pontianak, Kalimantan Barat pada Sabtu (16/3/2024), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dan UIN Ar Raniry, Banda Aceh pada Selasa (19/3/2024), UNU Mataram, NTB pada Sabtu (23/3/2024) dan yang terakhir di kota Indramayu Cirebon, Jawa Barat pada Sabtu (30/3/2024).


Zuhri berharap agar santri-santri Indonesia bisa mengambil kesempatan untuk melanjutkan studi di Tiongkok, utamanya di bidang sains dan teknologi.


"Harapan dari PCINU Tiongkok adalah agar semakin banyak santri yang juga menimba ilmu di sana. Yang sedang populer di negara Tiongkok itu maju dalam soal engineering dan IT-nya. Beasiswa di sana tidak ada ikatan selanjutnya. Artinya, begitu kita lulus justru disarankan untuk pulang dan berkontribusi di negaranya sendiri," papar Zuhri dalam keterangannya kepada NU Online, Jumat (8/3/2024).


Pihaknya juga menyampaikan seputar kegiatan peribadatan Muslim di sana. Ia menyebut bahwa dakwah di Tiongkok lebih menekankan pada kreativitas perilaku dai secara luas atau yang dikenal dengan metode dakwah bil hal.

 

"Di negeri Tiongkok, kegiatan dakwah lebih mengutamakan kemampuan kreativitas perilaku dai secara luas atau yang dikenal dengan action, approach atau perbuatan nyata dengan perilaku sehari-hari," ucap Zuhri.

 

Lebih lanjut, Zuhri menjelaskan bahwa imam masjid di Tiongkok harus benar-benar 'santri' yang terverifikasi oleh instansi negara dan digaji oleh pemerintah Tiongkok. Hal ini menunjukkan tingkat dukungan negara terhadap kegiatan keagamaan di Tiongkok.

 

"Dakwahnya santri itu seperti ini, kita masuk kerja ke perusahaan Tiongkok. Harus ada yang mengatakan kepada bosnya bahwa di sini jam 12 siang butuh istirahat untuk melakukan ibadah shalat dan lainnya. Mereka itu kebanyakan atheis, kalau tidak ada yang menyampaikan itu, tidak tahu," paparnya.

 

Pengasuh Pondok Pesantren Darul Amanah Kendal, KH Mas'ud Abdul Qodir, mengapresiasi peran santri di Tiongkok yang telah menginspirasi para santri di Indonesia untuk melanjutkan studi di Tiongkok.

 

"Dengan datangnya santri ke pondok ini yang 8 tahun menimba ilmu di negeri Tiongkok ini, mudah-mudahan dapat menginspirasi santri dari kami untuk meneruskan studi ke Tiongkok. Mungkin kita tahu ada info beasiswa, tapi alur untuk masuk ke sana itu yang perlu diperhatikan dan dicatat," ucap Kiai Mas'ud.

 

"Untuk mendapatkan ilmu itu mahal, nah datangnya informasi beasiswa seperti ini perlu disebarluaskan. Terlebih kita juga ikut berperan serta memperkuat hubungan bilateral dua negara antara Indonesia dengan Tiongkok," tambahnya.

 

Sementara itu, salah satu peserta seminar Habibah Nabila, asal Semarang, Jawa Tengah mengaku antusias mendengar pengalaman para santri Indonesia yang berhasil menimba ilmu di Negeri Tirai Bambu tersebut.


Kehadiran para narasumber yang menimba ilmu di Tiongkok telah meningkatkan rasa keingintahuan dan ia berharap bisa mendapatkan kesempatan untuk memperoleh beasiswa ke Tiongkok.