Internasional

Cerita Pemilu Warga NU di China, 2019 Nyoblos via Pos dan 2024 Langsung di TPS

Kamis, 15 Februari 2024 | 11:00 WIB

Cerita Pemilu Warga NU di China, 2019 Nyoblos via Pos dan 2024 Langsung di TPS

PCINU Tiongkok/Ahmad Syifa (Pojok kanan) dan beberapa WNI lainnya usai melakukan pencoblosan di TPS KBRI Beijing, Rabu (14/2/2024). (Foto: dokumentasi pribadi)

Jakarta, NU Online

Pesta demokrasi pemilihan umum (Pemilu) 2024 Indonesia telah usai dilangsungkan pada Rabu (14/2/2024) baik di dalam maupun luar negeri, termasuk Tiongkok. Katib Syuriyah Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Tiongkok Ahmad Syifa berbagi pengalamannya dalam proses pemilu di Beijing, Tiongkok.
 

Ahmad, yang tinggal di kompleks Kampus Beijing Institute for Technology (BIT) Cabang LiangXiang Distrik Fanghan, sekitar 45 kilometer dari pusat kota Beijing, menyatakan bahwa ia mencoblos langsung ke Tempat Pemungutan Suara (TPS). Ini karena lokasinya masih dapat dijangkau tanpa harus berperjalanan terlalu jauh.
 
 
“Mencoblos langsung ke TPS, karena posisinya masih bisa dijangkau tidak terlampau jauh,” kata Ahmad kepada NU Online, Rabu (14/2/2024).
 
 
Menurut data dari Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN), terdapat sekitar 800 Daftar Pemilih Tetap (DPT) di China. PPLN menyediakan beberapa mekanisme pemilihan yakni via pos dan datang langsung ke TPS. TPS tersebut berada di Dong Zhi Men Wai Da Jie Nomor 4 Distrik Chaoyang Beijing 100600, dengan dua TPS, yaitu TPS 001 dan TPS 002.
 
  
“Dari beberapa kali sosialisasi pemilu, Jumlah DPT totalnya sekitar 700 atau 800-an. Sebagian dikirim via pos sebagian lagi langsung ke TPS. Lokasi TPS ada di dalam KBRI yaitu di Dong Zhi Men Wai Da Jie no. 4 Distrik Chaoyang Beijing 100600. Disana ada dua TPS yaitu TPS 001 dan TPS 002.
 

Adapun waktu pemungutan suara untuk DPT adalah dari jam 09.00 hingga 17.00, sedangkan untuk Daftar Pemilih Tambahan (DPTb) dan Daftar Pemilih Khusus (DPK) adalah dari jam 17.00 hingga 18.00 waktu Beijing.

 
Meskipun perjalanan dari kampus ke TPS memakan waktu sekitar 1-1,5 jam dengan MRT atau 45 menit hingga 1 jam dengan mobil atau taksi, tetapi ia mengatakan bahwa akses menuju lokasi TPS cukup mudah. 
 
 
Pemilu kali ini adalah pemilu keduanya yang harus ia jalani di Negeri Tirai Bambu tersebut. Ahmad berbagi pengalaman saat pemilu tahun 2019 di Tiongkok, di mana ia memilih melalui pengiriman via pos.
 

“Pada pemilu tahun 2019 saya memilih di Tiongkok juga. Waktu itu dikirim via pos,” ujar Kandidat PhD Beijing Institute of Technology tersebut.
 
 
Ia menekankan pentingnya pertimbangan matang dalam memilih pemimpin, karena selama lima tahun ke depan, seluruh aktivitas pemerintahan akan dipengaruhi oleh kepemimpinan yang terpilih.

 
“Perlu bagi kita mengetahui visi dan misi kepemimpinannya serta track record-nya,” papar dia.
 
 
Meskipun atmosfer politik di Indonesia sangat berbeda dengan di China, Ahmad menyoroti semangat dan kekompakan warga negara Indonesia di luar negeri dalam mencari pemimpin yang diidamkan. Ia mengajak semua warga untuk tidak golput dan menggunakan hak pilihnya dengan baik, karena melalui pemilihan tersebut, mereka turut menentukan arah masa depan bangsa.
 
 
“Sekaranglah waktunya kita untuk memilih pemimpin yang kita idamkan. Maka, jangan golput.  gunakan hak pilihnya dengan baik, karena dengan kita memilih artinya kita sedang sama sama menentukan arah masa depan bangsa kita,” pungkasnya.