Nasional

Soal Penyerangan Kiai NU di Karawang, Gus Yahya Instruksikan Semua Pihak Tahan Diri, Percaya Proses Hukum

Rabu, 14 Agustus 2024 | 12:00 WIB

Soal Penyerangan Kiai NU di Karawang, Gus Yahya Instruksikan Semua Pihak Tahan Diri, Percaya Proses Hukum

Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya). (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online

Insiden penyerangan terhadap kendaraan rombongan kiai NU terjadi di Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang, Jawa Barat pada Sabtu (10/8/2024) malam. Penyerangan ini merusak mobil Pajero Sport bernopol B 1870 FLS dan menyebabkan seorang santri serta anggota Banser NU mengalami luka-luka. Video yang beredar menunjukkan sekelompok orang menyerang mobil tersebut.


Menanggapi kejadian ini, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf, menginstruksikan semua warga NU, khususnya Gerakan Pemuda Ansor dan Barisan Ansor Serbaguna (Banser), untuk menahan diri dan menyerahkan sepenuhnya pada proses hukum. 


"Tidak boleh ada tindakan sendiri-sendiri atau todak boleh melakukan reaksi apapun, semua harus disiplin dan taat kepada hukum. Begitu juga kepada warga NU pada umumnya, saya mengimbau agar juga melakukan cooling down terhadap masalah ini," kata Gus Yahya di Surabaya Senin lalu.


Gus Yahya meminta untuk mengingat persaudaraan selepas adanya insiden yang ditengarai oleh perbedaan pendapat soal nasab tersebut. 


"Kita tahu ada kelompok-kelompok yang berseberangan pandangan dalam soal ini, kami mengimbau kepada warga NU untuk mengingat persaudaraan di antara kita semua, apapun pandangan yang kita miliki," jelasnya.


Saat ini, kepolisian sedang memproses kasus tersebut, dan Gus Yahya berharap agar pelaku segera diidentifikasi dan diberikan tindakan hukum yang tegas. Ia mengingatkan bahwa suasana saat ini bisa menjadi lebih rumit jika masalah ini tidak segera diselesaikan dengan jelas.


"Kita tahu suasananya sekarang di bawah ini memang agak problematis, sehingga kalau ini tidak segera ada penyelesaian yang jelas, Ini kita khawatir potensi berkembangnya masalah ini secara lebih berkembang lebih luas," katanya.


Gus Yahya menjelaskan bahwa telah dilakukan rapat virtual dengan PWNU Jawa Barat, PCNU Karawang, dan PCNU Bekasi untuk mendapatkan gambaran tentang perkembangan kasus.


"Kita tahu bahwa telah terjadi penyerangan terhadap satu pengajian NU. Dan sejak kemarin, kami sudah menginstruksikan kepada teman-teman di Jawa Barat, khususnya Karawang, untuk menempuh jalur hukum mengenai soal ini," katanya.


Gus Yahya juga meminta semua pihak, baik yang merasa terhubung dengan NU maupun tidak, untuk bertanggung jawab dalam menjaga suasana kondusif dan menghindari pernyataan yang bisa memicu reaksi emosional.


"Mudah-mudahan ini menjadi pelajaran untuk kita semua khususnya warga NU, bahwa masalah ini tidak boleh terus-menerus dilanjutkan, terus menerus dilakukan," terangnya.


Kronologi kejadian

Selain santri dan Banser yang menjadi korban penyerangan, Rais Syuriyah Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, KH Ihsanudin Al Badawi yang berada di dalam mobil juga menjadi sasaran penyerangan.


Kejadian ini bermula saat rombongan di mobil hendak menuju lokasi pengajian di Pesantren Al Baghdadi, Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat. Di perjalanan, rombongan ini transit terlebih dahulu di Pesantren Mambaul Ulum Rengasdengklok.


Setelah transit, rombongan kembali melanjutkan perjalanan. Tapi di tengah jalan, rombongan ini tiba-tiba diadang sekelompok orang tak dikenal sebelum tiba di Pesantren Al Baghdadi. Insiden ini disinyalir merupakan penyerangan yang salah sasaran.