H Faidhol Mannan, Tokoh Pagar Nusa Jatim Itu Wafat
NU Online · Ahad, 20 Juni 2021 | 16:30 WIB
Aryudi A Razaq
Kontributor
Situbondo, NU Online
Mendung duka bergelayut di langit Situbondo, Jawa Timur. Pasalnya, salah satu putra terbaiknya, H Faidhol Mannan kembali ke haribaan Allah, Ahad (20/6) siang.
Wafatnya tokoh Pagar Nusa ini cukup mengejutkan masyarakat dan warga Pagar Nusa Jawa Timur. Sebab kondisi H Faidhol biasa-biasa saja. Ia hanya kadang mengeluh dadanya sesak. Tidak ada tanda-tanda dia akan pergi untuk selamanya.
“Bahkan pagi sesudah subuh, menurut penuturan istrinya, dia masih segar-bugar,” ujar Wakil Ketua Pengurus Cabang (PC) Pagar Nusa Situbondo, Mahrito di sela-sela penguburan jenazah H Faidhol, Ahad (19/6) sore.
Ia dimakamkan di tanah kelahirannya sekaligus tempatnya berdomisili selama ini, yaitu Desa Mimbaan Kecamatan Panji, Kabupaten Situbondo.
Almarhum H Faidhol pernah menjadi Ketua Pengurus Wilayah (PW) Pagar Nusa Jawa Timur selama dua periode. Setelah itu, ia menjadi Majelis Pendekar PW Pagar Nusa Jawa Timur. Walaupun begitu, ia masih menjabat sebagai Ketua PC Pagar Nusa Situbondo hingga akhir hayatnya.
“Karena belum ada penggantinya, maka beliau tetap kami pakai, apalagi Kiai Cholil As’ad juga menginginkan begitu karena pertimbangan tipisnya stok pengganti,” jelas Mahrito.
Tugas itu pun dijalaninya dengan sungguh-sungguh. Loyalitasnya tinggi. Semangatnya tetap menggebu untuk membina dan melahirkan pesilat-pesilat NU yang andal. Dengan umur yang sudah agak senja, dia masih semangat untuk keliling mengikuti dan memberi arahan dalam kegiatan Pagar Nusa
“Ia terus berkeliling untuk melatih dan membina pesilat-pesilat NU, bahkan dalam waktu dekat ia dijadwalkan melantik Pengurus Pagar Nusa Kecamatan Banyuptih. Anggotanya sudah 80 orang. Tapi apa boleh buat, ia keburu dipanggil Allah,” jelas Mahrito.
H Faidhol cukup lama nyantri dan berguru langsung kepada KH As’ad Syamsul Arifin di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah, Sukorejo, Desa Sumberejo, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur. Di pesantren tersebut, H Faidhol muda pernah mengabdi sebagai tukang sapu.
“Saat mengabdi itu, H Faidhol pernah dicabut dua helai rambutnya oleh Kiai As’ad. Mungkin itu tanda-tanda bahwa H Faidhol akan jadi tokoh,” ungkap Mahrito.
Di tempat terpisah, Ketua PC Pagar Nusa Jember, H Fathorrozi menyatakan bahwa mendiang H Faidhol adalah figur yang cukup konsisten dalam membina pesilat. Tidak hanya itu, ia juga dikenal sebagai sosok yang mudah bergaul dan humoris.
“Setiap ketemu beliau pasti ada saja bahan yang bikin kita ketawa,” ucapnya.
H Faidhol meninggal dunia dalam usia 56 tahun. Meski dia telah pergi, namun jasanya tak akan pernah tenggelam oleh gelombang kehidupan. Pada saatnya kelak, generasi muda hasil tempaannya akan tampil sebagai sosok pesilat yang tangguh sekaligus berakhlak mulia.
Pewarta: Aryudi A Razaq
Editor: Muhamamd Faizin
Terpopuler
1
Inalillahi, Tokoh NU, Pengasuh Pesantren Bumi Cendekia KH Imam Aziz Wafat
2
Aksi ODOL Tak Digubris Pemerintah, Sopir Truk Mogok Kerja Nasional Mulai 13 Juli 2025
3
Mas Imam Aziz, Gus Dur, dan Purnama Muharramnya
4
Gus Yahya: Sanad adalah Tulang Punggung Keilmuan Pesantren dan NU
5
PM Spanyol Sebut Israel Dalang Genosida Terbesar Abad Ini
6
Santri Kecil di Tuban Hilang Sejak Kamis Lalu, Hingga Kini Belum Ditemukan
Terkini
Lihat Semua