Innalillahi, Ibunda Presiden Jokowi Meninggal Dunia

NU Online · Rabu, 25 Maret 2020 | 11:15 WIB

Ibunda Presiden Joko Widodo, Ny Sudjiatmi Notomiharjo. (Foto: Antara)

Ajie Najmuddin

Kontributor

Download PDF

Solo, NU Online
Kabar duka datang dari keluarga Presiden Joko Widodo. Ibu Presiden Jokowi, Sudjiatmi Notomiharjo, meninggal dunia, Rabu (25/3) sore, pukul 16.45 WIB.

Ibunda Presiden Jokowi mengembuskan napas terakhir di RS DKT Solo, Jl Slamet Riyadi nmor 32, Purwosari, Laweyan, dalam usia 77 tahun.

Semasa hidupnya, Ibu Sujiatmi dikenal sebagai pribadi Muslimah yang taat. Wakil Rais Syuriyah PWNU Jateng yang juga Pengasuh Pesantren Al Muayyad Windan KH M Dian Nafi' menuturkan sosok Ibu Hajah Sudjiatmi Notomihardjo sebagai teladan yang sangat baik sebagai seorang ibu.

"Beliau teladan yang sangat baik dalam mendidik putra-putrinya secara lahir batin. Aktif mengaji dan mendorong majelis-majelis pengajian di Solo Raya untuk bertumbuh dan berkembang," terang Gus Dian kepada NU Online.

Baca:

Kesaksian Kiai Said Aqil Siroj tentang Ibunda Jokowi

Lebih lanjut dikatakan Gus Dian, Nahdliyin Solo Raya sangat kehilangan dengan wafatnya Hj Sudjiatmi. "Semoga beliau husnul khatimah dan kebaikan almarhumah menginspirasi kita semua untuk berkhidmah lebih baik lagi. Amin," tuturnya.

Senada dengan Gus Dian, Ketua Muslimat NU Kota Surakarta, Nyai Hj Nur Hidayah Idris juga turut berduka atas wafatnya Ibu Sujiatmi. "Beliau besar sekali jasanya bagi warga NU Solo, juga bagi kami kaum ibu di Muslimat NU," ungkap Nyai Idris.

Pada saat berita ini diturunkan, belum ada keterangan dari keluarga terkait waktu pemakaman Ibu Sudjiatmi.

Kontributor: Ajie Najmuddin

Editor: Kendi Setiawan

Editor: Kendi Setiawan

Kontributor: Ajie Najmuddin

Terpopuler

Fadli Zon Didesak Minta Maaf Karena Sebut Peristiwa Pemerkosaan Massal Mei 1998 Hanya Rumor

Mendesak! Orientasi Akhlak Jalan Raya di Pesantren

40 Hari Wafat Gus Alam, KH Said Aqil Siroj: Pesantren Harus Tetap Hidup!

LD PBNU Ungkap Fungsi Masjid dalam Membina Umat yang Ramah Lingkungan

Mendaki Puncak Jabal Nur, Napak Tilas Kanjeng Nabi di Gua Hira

Orang-Orang yang Terhormat, Novel Sastrawan NU yang Dianggap Berbahaya Rezim Soeharto