Agar Fokus, Santri Tidak Diizinkan Simpan Alat Elektronik
NU Online · Kamis, 9 April 2015 | 13:17 WIB
Probolinggo, NU Online
Pengasuh Pesantren Assuniyah Nurul Hidayah di Kelurahan Jrebeng Kidul Kecamatan Wonoasih Kota Probolinggo KH Hasyifuddin melarang adanya alat elektronik pada santri-santrinya. Kebijakan ini sama halnya yang diberlakukan di Pesantren Sidogiri, Kraton Kabupaten Pasuruan. <>
“Yang ada hanya buku pelajaran, kitab kuning dan sejumlah materi lainnya. Untuk alat elektronik kami memang melarang supaya santri bisa lebih fokus pada belajarnya dan tidak terpengaruh oleh budaya di luar pesantren,” ungkapnya, Kamis (9/4).
Hanya saja pengasuh dan pengurus mempunyai cara tersendiri agar santri yang mondok tetap senang. Salah satunya dengan kegiatan drumband dan hadrah. Dua kegiatan ini biasa dilakukan seminggu sekali. “Untuk kegiatan hadrah biasa dilakukan setiap malam Jum’at. Saat itu mengiringi bacaan diba atau membaca maulidul habsy,” jelasnya.
Sedangkan untuk drumband digelar setiap selesai shalat Jum’at berjamaah. Itu dilakukan memanfaatkan waktu libur santri. “Alat elektronik, handphone, laptop dan lainnya sudah dilarang. Untuk hiburan yang drumband dan hadrah saja,” pungkasnya.
Umur Pesantren Assuniyah Nurul Hidayah sendiri memang masih 12 tahun. Namun selama proses pendiriannya penuh dengan tantangan dan cobaan. Bahkan sang pendiri sekaligus pengasuh sering mendapatkan ancaman dan teror. Bahkan pengasuh juga sempat dilaporkan polisi lantaran sistem mengajarnya dirasa tidak wajar. (Syamsul Akbar)
Terpopuler
1
Amerika Bom 3 Situs Nuklir Iran, Ekskalasi Perang Semakin Meluas
2
Houthi Yaman Ancam Serang Kapal AS Jika Terlibat dalam Agresi Iran
3
Menlu Iran Peringatkan AS untuk Tanggung Jawab atas Konsekuensi dari Serangannya
4
Isi Akhir dan Awal Tahun Baru Hijriah dengan Baca Doa Ini
5
Pengumuman Hasil Seleksi Wawancara Beasiswa PBNU ke Maroko 2025, Cek di Sini
6
Trump Meradang Usai Israel-Iran Tak Gubris Seruan Gencatan Senjata
Terkini
Lihat Semua