Warta

40 Santri Se Indonesia Mendapat Pelatihan Agribisnis di IPB

Selasa, 20 Februari 2007 | 07:19 WIB

Bogor, NU Online
Setelah program menerima mahasiswa S1 dari seluruh pondok pesantren (Ponpes) di Indonesia melalui beasiswa dari Departemen Agama (Depag), Institut Pertanian Bogor (IPB) kembali memberikan kesempatan kepada puluhan santri lulusan Ponpes untuk mendapatkan pelatihan agribisnis perikanan.

"Selama dua pekan, sejak 12 hingga 24 Pebruari 2007, sebanyak 40 santri lulusan Ponpes se-Indonesia mendapat pelatihan agrisinis perikanan di kampus IPB Darmaga," kata jurubicara IPB Henny Windarti di Bogor, Selasa.

<>

Ia menjelaskan, para santri itu berasal dari berbagai daerah, diantaranya dari Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan.

Selain itu, Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur dan Banten.

Pelatihan tersebut diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LPPM) IPB bekerjasama dengan Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Depag.

Kepala LPPM IPB Prof Dr Rizal Syarief Sjaiful Nazli, menjelaskan bahwa pelatihan yang diikuti para peserta dari pesantren itu merupakan salah satu bentuk menuntut ilmu. "Sementara menuntut ilmu diwajibkan dalam agama dan termasuk ’jihad fii sabiilillah’," katanya.

Kepada para peserta pelatihan, ia meminta agar membiasakan diri menerapkan manajemen Khalifah Umar Ibnu Khattab, yang  senantiasa menerapkan manajemen yang progresif, proaktif dan berpikir alternatif atau selalu banyak memiliki solusi dan ide.

Rizal Syarief juga menyebutkan beberapa langkah yang harus diambil oleh seorang calon  pebisnis, yakni pertama, hendaknya dimulai dengan mimpi besar atau dalam istilah bisnis disebut dengan visi.

Kedua, setelah itu menggunakan "brand strategic" atau membuat merk, dan ketiga dilanjutkan dengan mempelajari cara pemasaran, menggunakan teknologi dan keempat atau terakhir melakukan "networking" atau silaturrahmi.

Sementara itu, Sekretaris Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan (PKSPL) IPB Ruddy Suwandi selaku pelaksana kegiatan mengatakan, materi pelatihan meliputi pemberian materi di kelas, praktik pengolahan ikan, praktik budidaya ikan, latihan implementasi bisnis, outbond, dan kunjungan lapang ke Muara Angke.

Sementara itu rector IPB Achmad Ansori Matjjik menyatakan akan terus mengembangkan pesantren karena di pesantren itu selalu ada pertanian, itu kuncinya. “Buat supaya pertanian itu maju di daerah, dan dia (mahasiswa asal Ponpes setelah lulus) juga harus menjadi ’trendsetter’ juga di daerah itu, apalagi di daerah pesantren itu sangat berperan sekali," kata Ansori Matjjik. (ant/mad)