Warta

Hasil Survei Tunjukkan Ulama Lebih Dipercaya daripada Presiden

Selasa, 15 Mei 2007 | 14:13 WIB

Jakarta, NU Online
Rakyat Indonesia ternyata lebih percaya pada para ulama atau pemimpin agama dibandingkan dengan presiden. Ini merupakan temuan dari Survey yang dilakukan oleh Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) sejak Januari hingga Maret 2007.
 
Dalam survei yang dilakukan terhadap 200 orang, berusia 16-70 tahun, 42% tinggal di kota, sisanya di desa.itu disebutkan 41 persen warga lebih percaya kepada pemimpin agama. Hanya sebanyak 22 persennya kepada presiden, 22 persen tentara, 16 persen polisi. Sementara itu institusi MPR dan DPR masing-masing 11 persen, dan hanya 8 persen percaya pada partai politik.<<>/font>

"Faktor keagamaan mempunyai pengaruh yang sangat signifikan. Hal ini menyebabkan warga lebih percaya pemimpin agama ketimbang presiden," kata Presiden Direktur PPIM Jajat Burhanuddin di Hotel Sari Pan Pacific, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Selasa.

Pancasila Tetap Ideologi Favorit

Menjawab pertanyaan tentang ideologi yang diinginkan, sebagian besar responden menjawab Pancasila merupakan ideologi terbaik untuk Indonesia. Mereka yang menginginkan syariat Islam sebagai dasar negara hanya 22.8 persen.

Menurut Jajad, ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia telah memiliki rasa kebangsaan yang sangat tinggi meskipun disisi lain tetap menjadikan agama sebagai faktor terpenting.

Ini terbukti bahwa 41.3 persen responsen memilih agama sebagai identitas dan hanya 24.6 persen menempatkan kebangsaan sebagai identitas pribadinya sedangkan sisanya memilih identitas atas pekerjaan, etnis, status sosial dan anggota parpol.

Rakyat Indonesia sebagian besar juga masih setia dengan NKRI sebagai sistem kenegaraan dengan otonomi seimbang antara pusat dan daerah dengan jumlah responden sebanyak 63.9 persen. Hanya 22,8 persen memilih NKRI dengan pusat yang memegang sebagian besar pemerintahan serta 8,3 persen memilih federasi, 0,8 persen memilih merdeka, dan 14,1 persen tidak menjawab. (dtc/mad)