Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi meminta berbagai pihak untuk mengawasi tayangan televisi Indonesia yang saat ini didominasi oleh adegan seksual, kekerasan, hura-hura, dan mistik.
"Mayoritas tayangan televisi itu merusak, terutama dalam masalah akidah umat," katanya saat memberikan taushiyah dalam acara "Doa Bersama untuk Keselamatan Bangsa" di Halaman Kantor Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pekalongan, Kamis (28/2) malam.<>
Dikatakannya, keluarga menjadi faktor terpenting dalam mengatasi pengaruh buruk siaran televisi. Para orangtua harus bisa mengarahkan anak-anaknya untuk memilih tayangan-tayangan yang baik. "Malah lebih baik tidak ada televisi daripada para orangtua tidak bisa menuntun anaknya,'' katanya.
Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikam itu menyatakan, sejak era reformasi, berbagai pengaruh dan informasi dari layar televisi mudah sekali masuk ke Indonesia tanpa ada filter. Semua itu bisa jadi kebaikan tapi juga bisa berdampak negatif jika umat tidak bisa menggunakannya.
Menurutnya, cara paling efektif yang bisa dilakukan oleh orang-perorang dalam menyaring berbagai pengaruh dan informasi yang masuk adalah dengan kembali kepada ajaran agama.
Pada kesempatan itu Kiai Hasyim meminta para tokoh agama dan berdakwah mengubah hal-hal yang batil atau merusak itu menurut kadar kemampuan masing-masing.
PBNU sendiri belum lama ini telah mengumpulkan para pakar, praktisi, pengamat, dan tokoh agama untuk membincang persoalan penting seputar dunia pertelevisian. PBNU juga menjalin kerjasama dengan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) untuk memberikan koreksi dan arahan terhadap berbagai siaran televisi. (han)
Terpopuler
1
Gus Baha Jelaskan Alasan Mukjizat Nabi Muhammad Tak Seperti Nabi Sebelumnya
2
Khutbah Jumat: Keistimewaan Umat Nabi Muhammad
3
Harlah Ke-95, LP Ma’arif NU akan Wujudkan Visi Pendidikan Bereputasi Internasional
4
Kemenag Umumkan Hasil Seleksi Administrasi CPNS 2024 Malam Ini, Berikut Cara Ceknya
5
Khutbah Jumat: Meraih Berkah dan Syafaat dengan Shalawat
6
Khutbah Jumat: Rabiul Awal, Maulid, dan Keutamaan Membaca Shalawat
Terkini
Lihat Semua