Warta

ICIS-OIC akan Jalin Kerjasama

Kamis, 22 Juni 2006 | 05:54 WIB

Jakarta, NU Online
Konferensi Internasional ke-2 Cendekiawan Muslim (International Conference of Islamic Scholars/ICIS) akan menjalin kerjasama dengan Organisasi Konferensi Islam (Organization of Islamic Conference/OIC).

Demikian disampaikan Ketua Umum PBNU KH. Hasyim Muzadi kepada wartawan usai penutupan pertemuan ulama dan cendekiawan muslim sedunia yang digelar di Hotel Borobudur, Jakarta sejak 20 Juni lalu. Hal itu juga merupakan salah satu hasil keputusan ICIS II.

<>

“Diputuskan untuk melakukan kerjasama saling menguntungkan di antara negara-negara moderat untuk memperbaiki ekonomi terutama gerakan ICIS dan OIC. Kita akan melakukan kerjasama dengan OIC yang intens dalam rangka memperkuat kekuatan-kekuatan moderat baik di Timur Tengah, Eropa, USA, Australia maupun Asia,” terang Hasyim.

Melalui kerjasama itu, lanjut Hasyim, ICIS akan berupaya mengembalikan Islam pada yang sifat alamiahnya, yakni sebagai agama yang rahmatan lil alamin (rahmat bagi semesta alam).

ICIS II, kata Hasyim, juga merekomendasikan upaya penyelesaian konflik internal di kalangan umat Islam maupun konflik antara Islam dengan non-Islam di dunia. Untuk keperluan itu, imbuhnya, ICIS akan melakukan upaya tindak lanjut atas apa yang telah dihasilkan dalam pertemuan yang diikuti oleh ulama dan cendekiawan dari 54 negara itu.

“Insya Allah, secara program nanti, setiap tiga atau empat bulan ke depan, kita akan mengadakan penajaman dari item-item yang sudah dihasilkan. Mungkin dalam kelompok-kelompok kecil diskusi, mungkin di Indonesia dan di luar negeri, sehingga rekomendasi tadi dapat diselesaikan satu persatu sampai adanya ICIS yang ketiga,” terang Hasyim.

Selain akan menjalin kerjasama dengan organisasi pimpinan Perdana Menteri Malaysia Abdullah Ahmad Badawi, ungkap Hasyim, ICIS juga akan melakukan hubungan dengan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB). “Hubungan OIC dan ICIS diharapkan dapat menyambung ke PBB untuk bisa memperluas jangkauan-jangkauan gerakan moderasi,” ungkapnya.

Hasyim menegaskan, ICIS yang membawa misi gerakan moderasi Islam, adalah organisasi yang mandiri. Oleh karenanya, lanjutnya, disadari gerakan itu juga membutuhkan pendanaan yang madiri pula. “Karena garis moderasi ini tidak berpihak dalam polarisasi global, tapi beridir di atas keadilan dan kebenaran serta kesamaan, kita harus mempunyai kemampuan untuk membiayai diri sendiri,” terangnya.

Selesaikan Konflik Palestina-Israel
Konflik tak kunjung usai antara Palestina-Israel, kata Hasyim, juga menjadi perhatian ICIS. Menurutnya, ICIS bersama OIC juga diminta untuk turut serta dalam mencari jalan keluar atas konflik tersebut.

“Mengenai palestina, dari kita tetap berpihak kepada Palestina secara adil. Bahwa ada kompromi-kompromi, tetapi hak-hak Palestina tidak bisa dihilangkan begitu saja karena hanya soal kalah kuat saja,“ terang Hasyim.

Namun demikian, Hasyim menegaskan, upaya yang akan dilakukan oleh ICIS dan OIC tersebut hanya sebatas pada gerakan moral saja. “ICIS adalah gerakan moral, bukan men-support kekuatan ataupun kelemahan,” ujarnya. (rif)