Warta Pelatihan DHEM di Universitas Leeds (4)

Kunjungi Three Faiths Forum, London

Senin, 8 Mei 2006 | 07:09 WIB

Kesempatan berkunjung ke Inggris selama 1 bulan dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh 12 kader NU. Mereka mengikuti Pelatihan Deputy Headmaster Education Management (DHEM) di Universitas Leeds, Inggris. Ke-12 kader NU itu antara lain, Evi Norati Jeja, Adrian, Iis Mazhuri, Edi Rahmat Widodo, R Chusnu Yuli Setyo, Moch Machrus Abdullah, Salman Al Farisi, Titik Suryani, Aminah Al Jufri, H Muh Said, Fitriyani Wahab dan Eridian Patrio Putro. Apa saja yang dilakukan mereka selama berada di negeri Ratu Elizabeth itu?

Hari kesepuluh sejak tiba di kota Leeds, 8 April lalu, rombongan kader NU berkesempatan mengunjungi Three Faiths Forum (TFF), sebuah organisasi non-politik yang bergerak di bidang keagamaan dan kerukunan antarumat beragama.

<>

Di kantornya yang berada di Star House, 104 Grafton Road, London NW 5 4BA, rombongan diterima oleh Sir Sigmund Sternberg, salah satu pendiri TFF yang beragama Yahudi. Sementara itu, di dalam ruangan sudah menunggu Dina Gold, wartawan BBC London dan Sydney L Shipton.

Setelah memperkenalkan diri masing-masing, Sir Sigmund menjelaskan hakekat dari TFF. Didirikan oleh tiga tokoh agama yang moderat, Sheikh Dr M A Zaki Badawi (Islam), Dr Marcus Braybrooke (Kristen) dan Sir Sigmund Sternberg (Yahudi), TFF yang berpusat di London bertujuan untuk menjalin kerukunan antarumat beragama di Inggris.

“Forum ini bertujuan agar antarumat bisa saling menghargai dan menghormati, sehingga terjadi perdamaian, khususnya di Inggris. Karena sama-sama keturunan Nabi Ibrahim, ketiga agama ini tentu ada persamaan-persamaan. Jadi tidak perlu berperang, saling menghina, merasa baik sendiri, atau paling benar sendiri,“ terang Sigmund kepada rombongan.

Syaikh Dr Zakky Badawi, kata Sigmund, adalah tokoh yang sangat dikagumi oleh semua pemeluk agama di Inggris. Hal itu terbukti saat ia meninggal dunia. Hampir semua tokoh agama, baik dari pendeta Kristen, Protestan, Anglikan, para rabi Yahudi, sampai tokoh agama dan keyakinan yang kecil-kecil bersedia datang ke Masjid Raya, London, saat pemakamannya. “Itu tidak pernah terjadi sebelumnya,“ tandasnya.

Kepada rombongan, Sigmund mengaku sangat terkesan terhadap NU. Hal itu karena NU juga banyak terlibat dalam interfaith forum di daerahnya. Sebagai ormas Islam terbesar di Indonesia, imbuhnya, NU tidak serta merta kemudian menekan kaum minoritas. “Jadi, betapa damai dunia ini kalau bisa saling menghargai dan bisa duduk bersama setiap ada persoalan,“ ungkapnya.

Sigmund juga mengaku sangat senang dengan kunjungan kader NU tersebut. Sebagai organisasi Islam terbesar di dunia, ia berharap kunjungan itu menjadi awal bagi hubungan yang lebih baik ke depan. Ia tidak ingin hubungan tersebut sebatas kunjungan saja. Hasil dari kegiatan tersebut akan disampaikan ke Duta Besar Indonesia di Inggris agar terjadi hubungan yang lebih erat antara Inggris dengan Indonesia. (Moh. Arief Hidayat, bersambung)

Berita ini ditulis berdasarkan laporan Edi Rahmat Widodo, salah satu peserta pelatihan Deputy Headmaster Education Management (DHEM).