Warta

Masdar: NU Dalam Bahaya

Senin, 5 Juni 2006 | 06:38 WIB

Jakarta, NU Online
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Masdar Farid Mas’udi mengatakan, Nahdlatul Ulama (NU) sebagai ormas terbesar di Indonesia saat ini sedang dalam posisi terancam keberadaannya. Ia menengarai adanya kelompok yang ingin mengadu domba para tokoh NU dengan tujuan menciptakan konflik horisontal antar-warga NU.

“Mengingatkan kepada segenap warga NU tentang adanya kelompok tertentu yang hendak menghadu domba sesama kiai panutan nahdliyin (sebutan untuk warga NU, red) dengan resiko konflik horisontal yang bisa sangat keras sesama warga nahdliyyin di lapisan bawah,” kata Masdar kepada NU Online dihubungi via ponselnya, di Jakarta, Minggu (4/6), kemarin.

<>

Menurutnya, kelompok yang ingin mengadu domba NU itu adalah kelompok yang selama ini menuduh NU sebagai organisasi yang sesat dan menyimpang, karena dinilai penuh dengan hal-hal yang berbau tahayul, bid’ah dan khurafat. Kelompok ini, katanya, orang-orang yang selama ini mengaku paling benar sendiri dalam beragama.

“Kelompok yang dimaksud adalah meraka yang sejak semula, atas dalih pemurnian akidah menuding NU sebagai sarang tahayyul, syirik, bid’ah dan khurafat yang sesat dan harus dibersihkan dari peta bumi bumi umat Islam. Mereka mengklaim dirinya sebagai orang yang paling murni, paling salafi dan paling dekat dengan kebenaran (al-haq),” kata Kiai yang juga Direktur Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M) ini.

Alumnus Pondok Pesantren Krapyak, Yogyakarta itu mengatakan, kelompok yang mengaku paling benar sendiri itu, saat ini sedang berjuang dengan sekuat tenaga menghancurkan kekuatan NU melalui masjid-masjid. Kelompok itu melakukan gerakan secara sistemik, baik di perkotaan maupun pedesaan. ”Mereka adalah kelompok terorganisir yang semakin gencar menggerogoti basis-basis NU melalui penyerobotan masjid-masjid nahdliyyin secara sistematis. Bukan hanya di perkotaan, tapi juga di desa-desa,” ungkapnya.

Dengan modal dukungan dana yang besar, lanjut Masdar, mereka mempunyai misi besar yaitu memberangus tradisi-tradisi keagamaan NU yang mereka tuduh sebagai peyimpangan terhadap ajaran nabi Muhammad SAW. ”Mereka kuasai masjid-masjid nahdliyin, mulai dari kepengurusan takmirnya sampai dengan status tanahnya. Muaranya, mereka ingin membersihkan NU dari keseluruhan tradisi-tradisi peribadatan dan keagamaan nahdliyin yang mereka tuduh tidak sesuai dengan sunnah nabi yang shahih,” katanya.

Karena itu, ia meminta kepada semua warga dan tokoh NU untuk bersatu padu dengan menjaga persaudaraan dan kekompakan antarsesama. Hanya dengan itu, gerakan kelompok-kelompok yang ingin menghancurkan NU dapat dibendung. ”Mendesak kepada segenap warga nahdliyin dan segenap pimpinan di semua lapisan untuk mempererat tali silaturrahmi yang tulus, bebas dari kalkulasi politik sesaat,” tuturnya.

Ia juga meminta kepada warga dan tokoh NU untuk membentengi masjid-masjid yang selama ini digunakan sebagai pusat beribadah dari ‘serangan’ kelompok-kelompok yang ingin menghancurkan NU secara sistemik. ”Saya meminta agar warga dan tokoh NU membentengi masjid-masjid nahdliyin dengan menjadikanya sebagai pusat pemberdayaan umat dan bangsa,” katanya. (amh)