Muhaimin Terima Keputusan Kiai NU untuk Jadi Cawapres SBY
NU Online · Kamis, 30 April 2009 | 13:14 WIB
Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar, menerima keputusan sejumlah kiai Nahdlatul Ulama (NU) agar dirinya bersedia menjadi calon wakil presiden mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Muhaimin juga menyanggupi permintaan para kiai NU itu agar dirinya berkomunikasi dengan SBY. “Aspirasi ini penting bagi saya untuk berkomunikasi dengan Pak SBY,” ujarnya.<>
Ia mengatakan hal itu kepada wartawan usai Musyawarah Alim Ulama yang digelar di Pesantren Al Fadlu wal Fadzilah, Kendal, Jawa Tengah, Kamis (30/4).
Hadir dalam pertemuan tersebut para kiai sepuh dari berbagai wilayah di pulau Jawa. Di antaranya, KH Dimyati Rois (Kendal) yang merupakan tuan rumah, KH Azis Mansyur (Jatim), KH Muslim Imam Puro atau Mbah Lim (Jateng), KH Munif Muhammad Zuhri (Demak), dan puluhan kiai lainnya.
Mengenai komunikasinya dengan SBY, Muhaimin mengaku sering melakukannya melalui telepon. Dia mengatakan akan menyampaikan aspirasi para kiai itu pada SBY. “Demokrat kan selalu menunggu aspirasi apa pun,” tuturnya.
Aspirasi para kiai tersebut, katanya, merupakan arus utama PKB. Karena itu, pihaknya akan membawa kepada forum partai untuk memformalkannya. “Ini juga akan jadi aspirasi utama partai yang akan kita bawa ke Musyawarah Nasional kita,” tandasnya.
Juru Bicara Musyawarah Ali Ulama yang juga Ketua DPP PKB, Abdul Kadir Karding, mengatakan, para kiai menilai Muhaimin merupakan sosok ideal. “Mewakili kaum nahdliyin dan generasi muda yang bisa menjadi benteng NKRI,” ujarnya.
Karding juga mengungkapkan bahwa para kiai juga mendoakan SBY agar sehat dan bisa menyelesaikan masalah yang dihadapi bangsa. Dia juga mengungkapkan, sebelum acara, Muhaimin sempat bertemu ulama terkenal KH Muslim Rifai Imam Puro alias Mbah Lim.
Dalam pertemuan itu, Mbah Lim meminta Muhaimin agar jadi cawapres. Hal ini untuk menyelamatkan politik NU dan NKRI. (rif)
Terpopuler
1
Idul Adha Berpotensi Tak Sama, Ketinggian Hilal Dzulhijjah 1446 H di Indonesia dan Arab Berbeda
2
Pemerintah Tetapkan Idul Adha 1446 H Jatuh pada Jumat, 6 Juni 2025 M
3
Hilal Terlihat, PBNU Ikhbarkan Idul Adha 1446 H Jatuh pada Jumat, 6 Juni 2025
4
Gus Baha Ungkap Baca Lafadz Allah saat Takbiratul Ihram yang Bisa Jadikan Shalat Tak Sah
5
Pengrajin Asal Cianjur Sulap Tenda Mina Jadi Pondok Teduh dan Hijau
6
Pos-Pos Petugas Penentu Kelancaran Lalu Lintas Jamaah di Jamarat Mina
Terkini
Lihat Semua