Jakarta, NU Online - Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih, Jumat (6/1), melakukan kunjungan ke Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat. Kedatangannya untuk mensosialisasikan Undang-undang Kesehatan dan Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Pengamanan Produk Tembakau.
Kedatangan Menteri Kesehatan tak lepas dari upaya keras PBNU, yang hingga saat ini terus gencar melakukan perlawanan terhadap rencana pengesahan RPP Tembakau.
"Pemerintah sebenarnya tidak pernah melarang merokok, tidak juga melarang petani menanam tembakau. Kami hanya berusaha menata agar dampak negatif rokok tidak merusak, terutama kepada anak-anak dan wanita hamil," ungkap Endang mengawali penjelasannya. <>
Menteri Kesehatan datang ke PBNU didampingi oleh sejumlah stafnya dan diterima Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Siroj, yang dalam kesempatan tersebut didampingi Sekretaris Jendral Marsudi Syuhud, Bendahara Umum H. Bina Suhendra, serta sejumlah ketua lembaga dan badan otonom.
Menanggapi penjelasan Menteri Kesehatan, Kiai Said menegaskan bagaimana sikap NU tentang perdebatan halal haram merokok. NU ditegaskannya sejak awal tidak melarang merokok.
"Masalah hukumnya merokok itu bagi NU mubah (diperbolehkan) itu sejak tahun 1927. Selama ini boleh-boleh saja. Yang bilang haram itu Majelis Ulama Indonesia dan Muhammadiyah," ujar Kiai Said.
Sementara mengenai hukum menanam tembakau, pertemuan antara PBNU dan Kementrian Kesehatan belum menghasilkan keputusan. NU masih akan membawa permasalahan tersebut ke Musyawarah Nasional (Munas) yang diagendakan digelar Maret mendatang.
"Kami akan membawa persoalan RPP Tembakau ini dalam agenda di Munas nanti, untuk bagaimana keputusan NU," pungkas Kiai Said.
Seperti diberitakan, kalangan petani NU saat ini terus gencar melakukan perlawanan terhadap UU Kesehatan dan RPP Tembakau, yang di dalamnya mengatur penanaman komoditi tembakau. Dua regulasi tersebut dinilai menabrak hukum Islam, serta merupakan bentuk penindasan Pemerintah terhadap petani.
Penulis: Emha Nabil Haroen
Terpopuler
1
Fadli Zon Didesak Minta Maaf Karena Sebut Peristiwa Pemerkosaan Massal Mei 1998 Hanya Rumor
2
Mendesak! Orientasi Akhlak Jalan Raya di Pesantren
3
40 Hari Wafat Gus Alam, KH Said Aqil Siroj: Pesantren Harus Tetap Hidup!
4
LD PBNU Ungkap Fungsi Masjid dalam Membina Umat yang Ramah Lingkungan
5
Mendaki Puncak Jabal Nur, Napak Tilas Kanjeng Nabi di Gua Hira
6
Orang-Orang yang Terhormat, Novel Sastrawan NU yang Dianggap Berbahaya Rezim Soeharto
Terkini
Lihat Semua