Warta

NU Harus Lebih Menekankan Program Kesehatan

Sabtu, 5 April 2003 | 09:34 WIB

Jakarta. NU Online. Warga NU yang sebagaian besar masyarakat desa dan pinggiran kota (urban poor) masih menghadapi masalah kesehatan yang sangat serius. Dengan tingkat kemampuan ekonomi, pendidikan dan perhatian terhadap masalah kesehatan yang rendah, mereka sangat rentan terhadap berbagai penyakit epedemik.

Beberapa hasil penelitian seperti yang dilakukan oleh Universitas Airlangga Surabaya, bekerja sama dengan Ecoton, sebuah LSM yang mengkonsentrasikan diri pada masalah lingkungan, di pantai Kenjeran Surabaya, satu kawasan yang banyak dihuni oleh warga NU, memperoleh temuan bahwa 90 persen dari warga di sana tubuhnya mengandung timbal, bahkan ASI (air susu ibu) pun didalamnya terkandung timbal.

Hasil temuan lain adalah temuan dari dr Rofi Zulkifli Syamar di Serang pada tahun 1999-2000 ketika dia bertugas di salah satu puskesmas disana, banyak sekali pasien yang menderita TBC yang datang ke puskesmas. Serang merupakan daerah NU sehingga dapat disimpulkan bahwa para penderita TBC tersebut adalah warga NU. Menurut data dari departemen kesehatan yang diungkapkan oleh Agus Sunyoto salah seorang peneliti NU, dengan jumlah penderita baru pertahun sebesar 500 ribu dan tingkat kematian sebesar 175 ribu, hal ini merupakan suatu fenomena yang sangat memprihatinkan.

Secara sosial budaya pun, masih terdapat banyak kebiasaan warga NU yang tidak baik, yang hanya didasarkan pada mitos leluhur. Hal ini dapat dicontohkan dari temuan yang diperoleh Agus Sunyoto, yang juga merupakan dosen STAIN Malang, yang mengungkapkan adanya larangan bagi perempuan di daerah Besuki, Jawa Timur yang habis melahirkan, untuk tidak makan apapun selain krupuk selama 40 hari pertama. Budaya ini masih sangat kuat dan tentu saja memprihatinkan karena berpengaruh pada kesehatan bayi yang dilahirkan.

Agus Sunyoto, yang juga aktif dalam LPU Anshorullah (Lembaga Pemberdayaan Umat), sebuah LSM yang dibentuk Anshor di Kediri juga memperoleh temuan banyaknya warga yang menderita penyakit kulit. Dari beberapa temuan itu, dia mengatakan “Seharusnya lembaga-lembaga NU semakin banyak menekankan program layanan kesehatan yang saat ini diderita oleh warganya. Jangan hanya mengurusi masalah politik saja” tambahnya kepada NU Online. untuk itu Banom-banom harus lebih mengefektifkan peran pelayanan pada masyarakat NU sebagai wujud dari tanggung jawab kelembagaan NU terhadap konstituen. (mkf)