Palembang, NU Online
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Ahmad Bagdja mengkritik pengkaderan pada Gerakan Pemuda (GP) Ansor. Menurutnya, sistem dan proses pengkaderan di badan otonom (banom) yang membidangi kaum muda NU itu tidak berjalan secara maksimal. Untuk itu pola pengkaderan tersebut harus segara dirubah.
“Kalau Fatayat NU dan Muslimat NU masih bisa ditoleransi. Yang paling menyedihkan adalah (GP-Red) Ansor,” kata Bagdja—begitu panggilan akrabnya—saat berbicara dalam Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) NU, di Hotel Carrisima, Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (14/12)
<>Dijelaskan Bagdja, organisasi yang seharusnya mampu menggerakkan potensi besar para pemuda NU itu justru tidak dilakukan. Lebih parah lagi, menurutnya, GP Ansor cenderung tertarik pada wilayah politik praktis. Akibatnya, kaum muda NU merasa seakan tak memiliki tempat untuk beraktualisasi.
Bagdja membantah jika PBNU tak pernah memperingatkan atau menegaskan banom tersebut agar segera melakukan revitalisasi organisasi dalam upaya melanjutkan proses kaderisasi. “Tidak cukup ditegaskan, tidak cukup diingatkan. Disidang juga pernah. Dipertemukan dengan para pimpinan PBNU pun pernah. Tapi, ya, tetap saja seperti itu,” tandasnya.
Saat ditanya apakah yang salah atas kemacetan proses pengkaderan tersebut, menurutnya, akar persoalannya terletak pada kepemimpinan. “Menurut saya, ya, kepemimpinannya yang sangat berorientasi politik. Jadi, masuk di Ansor itu tujuannya hanya untuk membangun kekuatan politik saja. Tidak untuk memajukan NU,” pungkasnya.
Namun demikian, Bagdja menegaskan, pihaknya akan mencoba untuk terus mengingatkan GP Ansor agar lebih memikirkan nasib organisasi yang menjadi tumpuan masa depan NU tersebut. Jika tidak, imbuhnya, maka NU tak bisa lagi berharap pada generasi mudanya. (rif)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Refleksi Kemerdekaan, Perbaikan Spiritual dan Sosial Menuju Indonesia Emas 2045
2
Prabowo Klaim Selamatkan Rp300 Triliun APBN, Peringatkan Risiko Indonesia Jadi Negara Gagal
3
Taj Yasin Pimpin Upacara di Pati Gantikan Bupati Sudewo yang Sakit, Singgung Hak Angket DPRD
4
Khutbah Jumat Bahasa Sunda: Ngeusian Kamerdekaan ku Syukur jeung Nulad Sumanget Pahlawan
5
Gus Yahya Cerita Pengkritik Tajam, tapi Dukung Gus Dur Jadi Ketum PBNU Lagi
6
Ketua PBNU: Bayar Pajak Bernilai Ibadah, Tapi Korupsi Bikin Rakyat Sakit Hati
Terkini
Lihat Semua