Warta

Selebaran Perusak Citra NU Masih Beredar

Senin, 18 Desember 2006 | 12:17 WIB

Surabaya, NU Online
Rupanya masih saja ada orang yang tidak suka Nahdlatul Ulama (NU) besar. Salah satu indikasinya, selebaran Mimbar Dakwah yang berisi ‘Fatwa Ulama Jombang’ masih saja beredar, terutama di daerah luar Jawa. Padahal Pengurus Cabang NU Jombang sudah seringkali membantah, bahwa isi maupun selebaran itu tidak ada kaitannya dengan NU Jombang. Justru ia yakin kalau ada pihak lain yang sengaja ingin mengacaukan NU.

Pengurus Wilayah NU Jawa Timur sebagai tuan rumah, juga sudah seringkali menanggapi persoalan itu melalui pengajian-pengajian. Namun sayang, selebaran lebih banyak beredar di luar Jawa.

<>

Sementara, mereka yang menerima selebaran biasanya menelepon ke Kantor PWNU Jatim. “Selebaran itu bertujuan merusak citra NU. Semoga mereka segera sadar,” kata Dr H Ali Maschan Moesa MSi, Ketua PWNU Jatim, kepada NU Online di Surabaya, Selasa (18/12).

H Zaini Ilyas, Staf Sekretariat PWNU menuturkan, maraknya selebaran itu sudah terjadi sejak awal September lalu. Selain menerima pengaduan via telepon, ia juga mendapatkan kiriman faksimili contoh selebaran dari kerabatnya di Hulu Sungai Utara, Kalimantan. Pengaduan serupa juga diterima dari Lampung, Banjarmasin dan Kepulauan Riau. “Bahkan seminggu lalu masih saja ada laporan yang masuk,” tuturnya.

Selebaran yang meresahkan itu, seperti yang ditunjukkan pada wartawan situs ini, bernama Mimbar Dakwah asuhan H Muhammad Abduh SH, berisi tentang Fatwa Ulama Jombang dalam Berbagai Amalan Ibadah/Amalan. Tapi aneh. Isinya malah bertolak belakang dengan amaliah para kiai Jombang. Di antaranya tidak boleh membaca usholli dalam shalat, tidak boleh baca wirid dengan bersuara sesudah shalat, tidak perlu qunut subuh, tidak boleh membaca tahlil, tidak mengenal shalat qabliyah Jumat, tarawih hanya delapan rakaat, dan sebagainya. Masih banyak lagi.

“Saya juga heran, kok masih ada orang yang suka berbuat seperti itu. Apa untungnya?” Zaini tak habis mengerti.

“Semoga mereka segera sadar dan segera menghentikan perbuatannya,” imbuh Pak Ali. Yang jelas, kata dosen IAIN Sunan Ampel Surabaya itu, “Selebaran itu menyesatkan, berpotensi mengadu-domba, dan tidak ada kaitannya dengan NU, baik PCNU Jombang maupun PCNU Jombang.” (sbh)