Warta

Warga NU Dihasut untuk Ubah Pancasila dan NKRI

Senin, 4 Juni 2007 | 09:12 WIB

Malang, NU Online
Warga Nahdlatul Ulama (NU) merupakan salah satu sasaran empuk hasutan kelompok Islam garis keras yang ingin mengubah dasar negara Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Demikian ditegaskan Ketua Pengurus Wilayah NU Jawa Timur Ali Maschan Moesa di hadapan sekitar 2 ribu pengurus NU dari semua tingkatan se-Jatim yang berkumpul di Pondok Pesantren Al-Hikam, Malang, Ahad (3/6) kemarin.

<>

Ali—begitu ia akrab disapa—menjelaskan, cara yang dilakukan kelompok Islam garis keras itu di antaranya dengan menyebarkan selebaran yang berisi ajakan untuk mengubah Pancasila dan NKRI dengan Khilafah Islamiyah (Pemerintahan Islam).

“Kalau ini diterus-teruskan, mereka akan berhadapan dengan NU,” tandas Ali yang juga Dosen Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel, Surabaya, itu.

Kelompok-kelompok Islam radikal tersebut, ujar Ali, saat ini memang banyak bermunculan. Meski berbentuk dan menggunakan nama yang cukup beragam, tapi pada dasarnya memiliki kesamaan, yakni kerap menggunakan cara-cara kekerasan dalam setiap gerakannya.

“Ada yang menggunakan nama Islam, tapi suka melakukan kekerasan di sana-sini, hingga merusak masjid. Ada yang suka jihad dengan melakukan pengeboman, yang ujung-ujungnya orang Islam sendiri yang jadi korban,” jelas Ali.

“Mereka itu bukan Ahlussunnah Wal Jamaah, tapi Ahlulfitnah Wal Jinayah,” tegas Alumnus Pascasarjana Universitas Airlangga, Surabaya, itu.

Ia meminta kepada warga NU untuk selalu waspada terhadap gerakan apa pun yang berupaya mengganti Pancasila dan mengganggu keutuhan NKRI. Pasalnya, bagi NU, kedua hal tersebut sudah final dan tak bisa diperdebatkan lagi.

Musyawarah Nasional Alim Ulama di Situbondo tahun 1983 dan diperkuat lagi keputusan Muktamar NU di tempat yang sama tahun 1984, NU sudah memutuskan bahwa NKRI dan Pancasila adalah upaya final dalam usaha mendirikan negara.

Ia menambahkan, tantangan yang dihadapi NU tak hanya itu. Masjid dan mushola yang dibangun dan didirikan warga NU pun tak lepas dari incaran kelompok Islam yang kerap tak menghargai keberagaman budaya dan etnis setempat itu. (sbh)