Daerah

Ketua NU Kota Semarang Luncurkan Syiir Anti Virus Corona

Selasa, 24 Maret 2020 | 09:30 WIB

Ketua NU Kota Semarang Luncurkan Syiir Anti Virus Corona

Ketua PCNU Kota Semarang, Jateng, KH Anashom (Foto: NU Online/Samsul Huda)

Semarang, NU Online
Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Semarang, KH Anashom yang juga dosen Fakuktas Dakwah dan Komunikasi UIN walisongo Semarang, Jawa Tengah berhasil menyusun syiir atau tembang  yang berisi tentang ajakan kepada masyarakat agar mewaspadai virus Covid-19 yang sangat membahayakan dan meresahkan masyarakat itu.
 
“Syiir ini selesai kami  susun Ahad, (22/3) malam langsung kami share ke sejumlah kasepuhan NU di Semarang, Alhamdulillah  diridloi dan akan dijadikan bekal para pengurus ranting dan guru-guru ngaji NU supaya dikumandangkan di setiap mushala atau masjid setelah adzan  dikumandangkan, ” kata Kiai Anashom kepada NU Online di Semarang, Senin (23/3).
 
Dikatakan, syiir ini menggunakan bahasa Jawa yang berisi pesan-pesan agar  agar mansuia menghindari dari bahaya corona dengan mengikuti petunjuk dan arahan dari pemerintah dan para ahli di bidang kesehatan yang memiliki kompetensi di bidang ini.
 
"Diliburkannya berbagai kegiatan utama sehari-hari seperti ngaji atau belajar,  kerja dan sekolah harus dipahami sebagai bagian dari upaya untuk memutus jaringan virus corona agar tidak semakin meluas," tandasnya.
 
Kebijakan pemerintah ini lanjutnya, harus dipahami dan diterima dengan ikhlas dengan cara menjauhkan diri dari perdebatan dan perasaan benci dan saling menyalahkan.
 
"Agar mudah dihafal dan dipahami oleh masyarakat terutama warga NU, langgam syiir ini diawali dengan alunan syiir shalawat badar yang sudah akrab ditenlinga nahdlyyin, demikian juga langgam dan iramanya juga mengikuti langgam-langgam shalawat badar," tuturnya.
 
Berikut ini untaian syiir anti virus Corona : 
 
Shalatullah salaamullah – ala thahaa rasuulillah
Shalatullah salamullah – ala yasiin habiibillah 
 
Eling-eling poro manungso - ono cobo ono beboyo
Virus corona medeni – awak kabeh podo ati-ati
 
Manuto marang kang ahli – bapak presiden dan poro menteri
Poro dokter  poro mantri – kang podo  tangkas  menangani 
 
Reff : 
Ngaji prei kerjo prei – kumpul prei sekolah  prei
Supoyo aman soko nulari - ojo bantah tur ojo dengki
 
( kembali ke :  sholatullah ……………
 
Jika alihbahasakan ke dalam bahasa Indonesia menjadi : 
 
Ingatlah wahai manusia – telah datang coba/ujian dan marabahaya
Virus Corona yang menakutkan – kita semua harus hati-hati
 
Taatilah para ahli – bapak presiden dan para menterinya
Para dokter dan mantri (ahli kesehatan ) – yang memiliki ketangkasan dalam menanganinya
 
Ngaji libur kerja libur –  kumpul-kumpul libur sekolah libur
Supaya aman dari penularan virus – jangan berbantahan dan jangan saling dengki 
 
Dia menambahkan, untaian syiir anti virus corona diharapkan dapat dijadikan bahan pimpinan NU di akar rumput dalam  mengedukasi masyarakat agar dalam menghadapi pembiakan wabah virus corona bersikap hati-hati, mengikuti arahan dari pemerintah dan menghindari sikap saling bantah. Semuanya harus merendah agar Allah SWT melimpahkan kasih sayangnya, sehingga virus corona cepat berlalu.
 
“Kami optimis melalui syiir yang dikumandangkan setiap selesai adzan shalat ini seruan pemerintah terkait langkah-langkah untuk memutus jaringan corona bisa lebih cepat tercapai hasil sosialisasinya,” ujarnya.
 
Ringkas, lugas, dan sederhananya bahasa yang digunakan akan semakin nmemudahkan masyarakat dalam memahami, mencerna, dan mengkonsumsi pesan-pesan itu. Karena mudah dipahami, maka akan membantu masyarakat dalam merealisasikan pesan pencegahan virus corona ini.
 
Dikatakan, NU  sebagai kekuatan civil socity telah terbukti ketangguhannya dalam memobilisasi berbagai gerakan yang melibatkan massa besar. Syiir dan tembang–tembang pendek menjadi media yang efektif, efisien, dan ampuh untuk menyampaikan berbagai pesan, terlebih pesan-pesan perjuangan.
 
“Kita saksikan bersama, sejarah mencatat shalawat badar menjadi semacam lagu wajib NU dalam membangkitkan semangat warga untuk berjuang. Demikian juga syiir Ya Lal Wathon, dalam waktu sekejap mampu membangkitkan spirit kebangsaan kita. Karena itu melalui syiir ini harapkan warga NU, umumnya masyarakat tidak gelisah dan resah menghadapi musibah ini, tetapi mampu bangkit  untuk mengatasinya,” pungkas Kiai Anashom.
 
Kontributor: Samsul Huda
Editor: Abdul Muiz