Dunia Internasional Perlu Pertimbangkan Gagasan Islam Nusantara
Selasa, 1 Maret 2016 | 04:43 WIB
Negara-negara Islam yang selama ini banyak dilanda konflik sudah saatnya mempertimbangkan gagasan dan konsep Islam Nusantara, yang saat ini tengah digaungkan oleh Nahdlatul Ulama, ormas terbesar di Indonesia, bahkan dunia.
"Negara-negara Islam sudah saatnya mempertimbangkan gagasan Islam Nusantara, yang secara kultural sudah mengakar lama di Indonesia, negara multikultural," demikian kata cendekiawan Muslim Indonesia, Prof. Dr. Azumardi Azra kepada NU Online di Malang, belum lama ini.
Menurutnya, bertolak dari fakta historis, penyebaran Islam di Nusantara sangat mempertimbangkan kelangsungan budaya, kearifan lokal (local wisdom) dan pelbagai keragaman yang mencirikan watak Nusantara itu sendiri.
Prof Azyumardi juga mengatakan bahwa Islam Nusantara setidaknya mengandung tiga unsur ortodoksi yang selama ini sudah menjadi 'trade mark' ormas Islam di Indonesia, terutama Nahdlatul Ulama.
"Di bidang teologi, Islam Nusantara lebih banyak menganut faham Asy'ariyah, Maturidiyah, bahkan sebagian Jabariyah. Di bidang fiqih, Islam Nusantara lebih banyak menganut madzhab Imam Syafi'i. Sementara di bidang tasawuf, Islam Nusantara condong ke pemikiran Al-Ghazali dan Junaid Al-Baghdadi," katanya.
Menurutnya, dalam setiap ranah budaya selalu ada keragaman. Hanya saja keragaman itu lebih banyak disikapi melalui pendekatan doktrinal, yang cenderung kaku.
"Di antaranya adalah ranah budaya Islam Arab, Persia/Iran, Turki, Anak Benua India, Nusantara, Cina Islam, Afrika Hitam, Barat (Eropa / Amerika). Namun mayarakat dunia perlu, mempertimbangkan ranah budaya Nusantara yang selalu ramah, damai, terbuka dan toleran," katanya.
Dalam pertemuannya dengan NU Online sebelumnya, Prof Azyumardi juga sangat mengapresiasi NU sebagai ormas yang secara terang-terangan menyuarakan model Islam Nusantara, terutama saat menjadikan istilah itu sebagai tema sentral dalam Muktamar NU ke-33 di Jombang tahun kemarin.
"Perlu ada upaya internasionalisasi Islam Nusantara ke dunia internasional, dan NU sudah membuktikannya melalui muktamar di Jombang tahun kemarin," pungkasnya. (Sudarto Murtaufiq)