Internasional

ISIS Tingkatkan Serangan di Tengah Pandemi Corona

Sabtu, 9 Mei 2020 | 09:30 WIB

ISIS Tingkatkan Serangan di Tengah Pandemi Corona

Foto: nationalreview.com

Damaskus, NU Online
Kelompok teroris ISIS dilaporkan meningkatkan serangan kepada warga sipil di Suriah di tengah-tengah masih terjadinya pandemi virus corona (Covid-19). Kepala Hak Asasi Manusia (HAM) PBB Michelle Bachelet menyebut, ISIS mengambil keuntungan atas pandemi corona.

"Berbagai pihak yang terlibat dalam konflik di Suriah, termasuk ISIS, tampaknya memandang fokus global pada pandemi COVID-19 sebagai kesempatan untuk berkumpul kembali dan menciptakan kekerasan pada penduduk," kata Bachelet dalam keterangannya, seperti diberitakan AFP, Jumat (8/5).

Menurutnya, situasi yang buruk ini akan menjadi bom waktu yang tidak bisa diabaikan karena bisa meletus kapan saja.  

Berdasarkan laporan Kantor HAM PBB, setidaknya ada 35 kematian warga sipil pada April akibat serangan yang melibatkan bahan peledak improvisasi (IED). Sementara sejak awal Maret, ada 32 serangan IED, di mana 26 serangan di antaranya terjadi di permukiman dan tujuh sisanya di pasar. 

Kantor HAM PBB mencatat, hampir semua serangan tersebut terjadi di bagian utara dan timur Suriah, di wilayah yang dikuasai Turki dan sekutu mereka, dan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) pimpinan Kurdi.
Bachelet memperingatkan, kalau pelanggaran tersebut terus meningkat maka negara itu akan mengalami kekerasan yang ekstrem dan meluas. 

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mendesak pemerintah dan Houthi terlibat—dengan itikad baik dan tanpa prasyarat—dalam pembicaraan untuk menyetujui mekanisme gencatan senjata nasional, langkah-langkah pembangunan kepercayaan kemanusiaan dan ekonomi, serta memulai kembali negosiasi penyelesian konflik.

Setelah sekitar lima tahun 'berkuasa' di sepertiga wilayah Irak dan Suriah, ISIS akhirnya berhasil ditumpas secara total pada Maret 2019 lalu. Hal itu menyusul benteng pertahanan terakhir ISIS di Baghouz, Suriah telah ditaklukkan oleh pasukan sekutu. 

"Baghouz telah dibebaskan. Kemenangan militer melawan ISIS telah tercapai," kata juru bicara SDF Mustafa Bali, dikutip Reuters, Sabtu (23/3).
 
Kemudian pada akhir Oktober 2019, Pemimpin ISIS Abu Bakar Al-Baghdadi tewas dalam sebuah operasi militer yang dilancarkan pasukan khusus Amerika Serikat (AS) di Provinsi Idlib, Suriah. Dalam operasi itu, al-Baghdadi dikejar hingga ke sebuah terowongan. Di sana, al-Baghdadi meledakkan diri setelah mengetahui kesempatan untuk kabur kecil.

Meski kehilangan pemimpin dan wilayah kekuasaan, kelompok ISIS dianggap masih menjadi ancaman keamanan dunia karena ia masih memiliki sel yang tersebar di mana-mana.

Pewarta: Muchlishon
Editor: Kendi Setiawan