Israel Cegat Kapal Madleen, Halangi Bantuan Masuk ke Gaza
Senin, 9 Juni 2025 | 08:00 WIB
Jakarta, NU Online
Kapal Madleen yang ditumpangi para aktivis kemanusiaan dicegat secara paksa oleh militer Israel di perairan internasional pada koordinat 31.95236° LU, 32.38880° BT, pada Senin (9/6/2025) pukul 03.02 waktu setempat.
Hal itu dikonfirmasi oleh Freedom Flotilla Coalition (FFC), sebuah gerakan solidaritas masyarakat akar rumput dari berbagai belahan dunia untuk mengakhiri blokade ilegal Israel di Gaza.
Dalam rilisnya, FFC menyebut Israel memaksa masuk ke kapal sipil yang berisi bantuan untuk masyarakat Gaza. Para awak sipil diculik dan barang bantuan disita, antara lain susu formula bayi, makanan, dan perlengkapan medis.
Melansir The Guardian, FFC mengunggah pesan suara di Telegram dari Thiago Avila, salah satu aktivis di kapal, yang mengatakan bahwa mereka dikelilingi banyak lampu yang mengitarinya.
Baca Juga
Manuver Gus Dur Mengimbangi Israel
"Kami dikelilingi oleh banyak lampu sekaligus; mereka mengitari kapal kami, tetapi pada akhirnya mereka terus melaju dengan cara mereka sendiri," katanya.
Avila juga menjelaskan dalam rekaman video yang diunggah di akun X Quds News Network, pada Ahad sore kemarin, Israel telah mengacaukan sinyal komunikasi mereka di kapal.
Ia menyebut pelacak GPS mereka secara singkat menunjukkan kapal berada di Bandara Ratu Alia di Yordania, bermil-mil jauhnya dari posisi mereka saat ini di Laut Mediterania.
“Kami tahu apa artinya, saat mereka mulai mengganggu komunikasi dan mengacaukan perangkat kami, itu artinya mereka tengah bersiap untuk melakukan penyadapan atau serangan,” ungkap Avila.
Hingga saat ini, kapal yang mengangkut Greta Thunberg bersama 10 aktivis lain dari Jerman, Prancis, Brasil, Turki, Swedia, Spanyol, dan Belanda, masih berada di tengah laut sekira 160 mil dari Gaza.
Pada Ahad (8/6/2025), Menteri Pertahanan Israel Katz menginstruksikan Pasukan Pertahanan Israel untuk mencegah aktivis Kapal Madleen mencapai Jalur Gaza.
"Saya telah memerintahkan IDF untuk bertindak agar Madleen tidak mencapai Gaza. Kepada Greta yang antisemit dan teman-temannya, saya katakan dengan tegas: Kalian harus kembali, karena kalian tidak akan mencapai Gaza," kata Katz dalam sebuah pernyataan dikutip dari The Times of Israel.
"Negara Israel tidak akan membiarkan siapa pun melanggar blokade laut di Gaza, yang tujuan utamanya adalah untuk mencegah transfer senjata ke Hamas, organisasi teror pembunuh yang menyandera kami dan melakukan kejahatan perang,” imbuh Katz.
Kapal Madleen berangkat dari Sisilia, Italia pada Ahad 1 Juni 2025 lalu dalam misi yang bertujuan untuk mematahkan blokade laut Gaza dan mengirimkan bantuan kemanusiaan. Gerakan ini sekaligus bertujuan meningkatkan kesadaran atas krisis kemanusiaan yang berkembang 20 bulan dalam perang antara Israel dan Hamas.