Instruktur NU Sejati Hadir dengan Pengorbanan, Bukan Formalitas Belaka
Jumat, 20 Juni 2025 | 07:00 WIB

Ketua PWNU Jakarta KH Samsul Maarif saat memberikan sambutan dalam acara Pendidikan Instruktur Wilayah Pendidikan Dasar Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PIW PD-PKPNU). Acara yang diselenggarakan di Graha Dinar Syariah, Puncak, Bogor pada Rabu (18/6/2025). (Foto: NU Online/Arif)
Jakarta, NU Online
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jakarta KH Samsul Ma’arif menegaskan bahwa instruktur kaderisasi NU sejati adalah mereka yang hadir dengan pengorbanan dan tindakan nyata, bukan sekadar nama atau formalitas belaka.
Menurutnya, menyandang status sebagai instruktur kaderisasi NU adalah sebuah amanah besar yang harus diwujudkan dalam kerja nyata di lapangan. Hal tersebut merupakan bagian penting dalam menjalankan peran sebagai instruktur yang sesungguhnya.
"Kalau anda sudah dinyatakan selesai mengikuti pendidikan instruktur, maka ya harus menjadi instruktur benar," tegasnya, sebagaimana dikutip NU Online Jakarta.
Kiai Samsul mengingatkan akan bahaya jika status instruktur kaderisasi NU hanya menjadi catatan administratif tanpa ada kiprah nyata di lapangan. Hal itu, menurutnya, bisa menjadi sebuah malapetaka.
"Ada orang yang tercatat jadi instruktur tapi tidak pernah menjadi instruktur. Tercatat saja. Itu bahaya menurut saya. (Ibaratnya) tercatat hadir di surga, ternyata nggak masuk surga. Cuma namanya saja yang masuk surga. Ini nggak boleh terjadi," ungkapnya.
Lebih lanjut, Kiai Samsul menyebut bahwa menjadi instruktur kaderisasi NU adalah jalan pengabdian yang penuh berkah. Bahkan, menurutnya, keberkahan itu kadang melebihi jabatan struktural seperti ketua sekalipun. Namun, keberkahan tersebut juga menuntut pengorbanan yang tidak sedikit.
"Saking barokah-nya jarang pulang. Wah, ini lebih sering bertemu dengan kader daripada bertemu dengan bini (istri) katanya. Tapi, itulah pengabdian," tuturnya disambut tawa peserta.
Baca selengkapnya di sini.