Nasional

MQKN 2025 Dibuka dengan Seleksi Berbasis Komputer, Bukti Pesantren Tak Tertinggal di Era Digital

Selasa, 17 Juni 2025 | 21:45 WIB

MQKN 2025 Dibuka dengan Seleksi Berbasis Komputer, Bukti Pesantren Tak Tertinggal di Era Digital

Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI Amin Suyitno. (Foto: dok. Humas Kemenag)

Jakarta, NU Online

Musabaqah Qiraatil Kutub Nasional (MQKN) ke-8 resmi dibuka dengan pelaksanaan seleksi berbasis komputer (CBT) yang digelar secara daring. Seleksi ini menjadi bukti nyata bahwa pesantren tidak tertinggal dalam arus digitalisasi dan mampu beradaptasi dengan teknologi di tengah tantangan zaman.


Pembukaan seleksi dilakukan pada Selasa (17/06/2025) oleh Direktur Jenderal Pendidikan Islam Amin Suyitno secara daring. Acara ini diikuti oleh perwakilan Kanwil Kementerian Agama provinsi dan kabupaten/kota seluruh Indonesia, pesantren, Ma’had Aly, serta para santri peserta seleksi.


Pada kesempatan itu, Amin Suyitno menegaskan bahwa MQK 2025 menjadi momentum penting bagi pesantren dalam menghadapi era globalisasi dan digitalisasi.


"CBT MQK ini adalah bukti bahwa pesantren tidak tertinggal. Kita menyaksikan transformasi digital berjalan nyata di ruang-ruang yang selama ini dianggap tradisional. Pesantren mampu beradaptasi dengan teknologi tanpa kehilangan jati dirinya,” ujarnya, melalui rilis yang diterima NU Online, Selasa (17/6/2025). 


MQK 2025 juga mengangkat semangat from local to global sebagai penanda bahwa pesantren Indonesia hadir di ruang publik internasional. Menurutnya, MQK tidak sekadar menjadi ajang kompetisi membaca kitab kuning, tetapi juga menjadi ruang aktualisasi intelektual pesantren dalam merespons isu-isu kontemporer dunia.


"Tema tahun ini, Dari Pesantren untuk Dunia: Merawat Lingkungan dan Menebar Kedamaian dengan Turats, mengajak kita semua untuk mengeksplorasi kekayaan literatur klasik Islam (turats) sebagai sumber etika ekologis dan solusi perdamaian global. Ini sangat relevan di tengah krisis iklim dan gejolak geopolitik saat ini,” terang Amin Suyitno.


Ia juga menyampaikan gagasan penting mengenai maqashid al-syariah dengan menambahkan unsur baru, yakni hifdzul biah (menjaga lingkungan), yang dapat dibahas lebih dalam dalam forum Halaqah Ulama, salah satu side event MQK.


“Ekoteologi belum banyak disentuh dalam tradisi fikih kita. Padahal, lingkungan adalah bagian integral dari ibadah dan tanggung jawab keagamaan. MQK adalah ruang untuk menggali dimensi ini,” imbuhnya.


Selain itu, pentingnya nilai-nilai perdamaian juga menjadi sorotan utama. Ia menekankan bahwa pesantren harus menjadi corong Islam yang damai dan rahmatan lil alamin.


"Ketika dunia dilanda konflik dan kekerasan, santri harus bisa menjadi duta perdamaian yang membangun narasi keadaban dari khazanah kitab kuning,” pungkasnya.


Direktur Pesantren Ditjen Pendis Kemenag RI Basnang Said menambahkan bahwa seleksi berbasis komputer ini adalah tahapan awal menuju MQKN yang akan dilaksanakan pada 1–7 Oktober 2025 di Pesantren As’adiyah Sengkang, Wajo, Sulawesi Selatan.


“Ini akan menjadi sejarah karena baru pertama kali MQK diselenggarakan di wilayah timur Indonesia,” ujarnya.


Sebanyak 8.773 peserta dari 1.218 lembaga (terdiri atas 1.161 pesantren dan 57 Ma’had Aly) berpartisipasi dalam seleksi digital ini. CBT MQK dianggap sebagai langkah signifikan dalam menjamin efisiensi, transparansi, dan pemerataan akses, termasuk bagi peserta dari daerah terpencil.


“Ini adalah bentuk nyata meritokrasi. Peserta yang lolos bukan semata karena nama besar pesantrennya, tapi karena kapasitasnya,” ujar Basnang.


Ia pun menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah mendukung jalannya seleksi, sekaligus mengingatkan pentingnya menjunjung tinggi nilai-nilai dalam prosesnya.


"Kepada seluruh panitia, operator lembaga, guru pembimbing, dan para peserta, kami sampaikan apresiasi dan pesan agar menjaga integritas, kejujuran, serta semangat belajar. Sebab, dalam khazanah Islam klasik, ilmu tidak hanya dicapai dengan kecerdasan, tetapi juga dengan keikhlasan, kesabaran, dan keadaban,” pungkasnya.