Warta

Presiden Akan Buka Konferensi Rekonsiliasi Irak

Selasa, 3 April 2007 | 06:22 WIB

Jakarta, NU Online
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dijadwalkan akan membuka Konferensi Internasional Para Pemimpin Islam untuk Rekonsiliasi Irak, di Istana Bogor, Jabar, Selasa sore.

Menurut jadwal acara Presiden di Jakarta, Selasa, pembukaan konferensi yang berlangsung selama dua hari hingga 4 April itu akan dilakukan sekitar pukul 16.30 WIB.

<>

Setelah itu, pada pukul 19.30 WIB Presiden mengikuti jamuan santap malam di Istana Bogor. Sebelum mengikuti konferensi, Presiden memimpin rapat kabinet terbatas pada pukul 10.00 WIB.

ADVERTISEMENT BY OPTAD

Pertemuan Bogor melibatkan kelompok Sunni dan Syiah internasional dari 12 negara, yaitu Iran, Irak, Mesir, Yordania, Malaysia, Libanon, Pakistan, Suriah, Turki, Arab Saudi dan Indonesia.

Pemerintah RI berperan sebagai fasilitator dan penggagas, sedangkan ulama RI yang turut dalam konferensi berperan sebagai moderator.

Dalam pertemuan itu ditargetkan sekitar 20 ulama yang sebagian berasal dari Timur Tengah hadir.

Di antara para undangan antara lain adalah tokoh Syiah Iran, Sheikh Mohammad Mehdi Taskiri, Abdalsalam Al-Abadi mantan Menteri Agam Yordania, Mahmood Al Sumai Dai, tokoh Sunni Irak, Sekretaris Jenderal Organisasi Konferensi Islam, Ekmeleddine Ihsanoglu, dan Dato` Seri Tan Sri Sanusi Junid yang merupakan Rektor Universitas Islam Antar-Bangsa Malaysia.

ADVERTISEMENT BY OPTAD

Sementara itu, delegasi dari Indonesia adalah Ma`ruf Amin (MUI), Mahfur Usman (NU), Syafii Maarif (Muhammadiyah), Yunahar Ilyas (Muhammadiyah) dan Jalaludin Rahmat (tokoh Syiah).

Sebelumnya, Juru bicara Presiden Dino Patti Djalal mengemukakan pemerintah Indonesia berharap dapat menciptakan kesatuan pandangan antara pemimpin umat Islam, baik dari kelompok Sunni maupun Syiah, sehingga dapat memberikan dorongan politik di Irak yang masih dilanda konflik sektarian.

Pemerintah RI, lanjut dia, berharap pemimpin Sunni dan Syiah dalam pertemuan Bogor bisa memberikan bimbingan moral bagi warga Irak, karena sejauh ini belum ada solusi politik di Irak, sementara korban terus berjatuhan.

Sekalipun belum dapat mengatakan mengenai usulan yang akan disampaikan Indonesia, Dino menegaskan bahwa pertemuan itu dilakukan untuk menjembatani perbedaan-perbedaan pendapat antara Syiah dan Sunni, sehingga bisa hidup berdampingan dengan harmonis.

Saat ditanya mengenai usulan Indonesia agar AS menarik pasukannya dari Irak, Dino mengatakan bahwa sikap pemrintah sudah jelas terkandung dalam usulan tiga jalur (triple track) yang dikemukakan oleh Presiden Yudhoyono kepada George W Bush, di Bogor, November lalu. (ant/rif)


Terkait