Gus Zaim: Ketegasan Aparat, Kunci Penanganan Intoleransi
NU Online · Rabu, 24 Agustus 2016 | 04:00 WIB
Isu SARA dan ujaran kebencian yang menjurus kepada tindakan kekerasan di beberapa wilayah belakangan ini perlu disikapi secara tegas oleh oleh aparat keamanan.
Demikian disampaikan oleh Pengasuh Pondok Pesantren Kauman Desa Karangturi, Kecamatan Lasem, Rembang, Jawa Tengah, KH M Zaim Ahmad Ma'soem (Gus Zaim). Menurutnya, kejadian kekerasan seperti perusakan rumah ibadah tentu tak bisa ditoleransi dan para pelaku harus diproses sesuai hukum yang berlaku.
Meski demikian, baginya tak semua kasus perusakan rumah ibadah berskala nasional. Sebenarnya, lanjut Gus Zaim, kejadian seperti di Tanjung Balai, Medan, Sumatera Utara beberapa waktu lalu merupakan kasus lokal dan sporadis.
"Karena ada yang membesarkan melalui media sosial maka skala dampaknya meluas. Media sosial atau social media ibaratnya angka nol, ketika dimanfaatkan untuk hal-hal baik maka bernilai positif dan sebaliknya menjadi negatif jika digunakan kegiatan yang merugikan,” katanya, Ahad (21/8), di Rembang.
Menurut Gus Zaim, kunci penanganan dan penyelesaian dalam permasalahan intoleransi bergantung ketegasan sikap aparat hukum maupun pemerintah. Salah satu penasehat RMINU Jawa Tengah itu berharap, sarana penyebaran informasi perlu mendapat kontrol secara ketat agar tidak beralih fungsi menjadi propaganda kebencian dan kerusuhan oleh oknum tak bertanggung jawab. (Ahmad Asmu'i/Mahbib)
Terpopuler
1
Ketua PBNU Sebut Demo di Pati sebagai Pembangkangan Sipil, Rakyat Sudah Mengerti Politik
2
Khutbah Jumat: Refleksi Kemerdekaan, Perbaikan Spiritual dan Sosial Menuju Indonesia Emas 2045
3
Khutbah Jumat: Kemerdekaan Sejati Lahir dari Keadilan Para Pemimpin
4
Khutbah Jumat Bahasa Jawa: Wujud Syukur atas Kemerdekaan Indonesia ke-80, Meneladani Perjuangan Para Pahlawan
5
Prabowo Klaim Selamatkan Rp300 Triliun APBN, Peringatkan Risiko Indonesia Jadi Negara Gagal
6
Khutbah Jumat Bahasa Sunda: Ngeusian Kamerdekaan ku Syukur jeung Nulad Sumanget Pahlawan
Terkini
Lihat Semua