Daerah

NU Banjar Susun Kurikulum Aswaja untuk Sekolah Umum

Kamis, 21 Januari 2016 | 04:00 WIB

Banjar, NU Online
Pendidikan Aswaja dalam pendidikan sekolah berbasis agama sudah biasa. Namun, di Kota Banjar akan disusun kurikulum mata pelajaran Aswaja di sekolah umum. Seperti yang disampaikan Rais Syuriah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota Banjar KH Mu’in.

Menurutnya, upaya ini menjadi salah satu bentuk nyata dalam menangkal paham radikal sejak dini. Karena itu, semua warga Nahdliyin di berbagai bidang strategis harus mendukung rencana tersebut. Sebab, pendidikan Aswaja terhadap siswa akan berdampak positif dikemdian hari.

“Sejarah sudah membuktikan, pendidikan Aswaja di pesantren NU melahirkan para generasi yang cinta tanah air, cinta damai. Kasus bom Sarinah maupun Gafatar merupakan contoh konkret pendidikan Aswaja tidak dipelajari oleh pelaku,” tegas kiai yang akrab dipanggil Abah Mu’in ini dalam pelantikan Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Kota Banjar, akhir pekan kemarin (17/1).

Sedangkan, Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Banjar H Lili Hasanudin menanggapi serius persoalan maraknya paham radikal yang semakin nyata. Menurutnya, pemerintah harusnya tegas terhadap berbagai organisasi maupun gerakan yang merongrong keutuhan NKRI.

Jangan sampai pemerintah maupun masyarakat baru mulai merasa resah ketika kejadian serupa dengan Bom Sarinah maupun Gafatar terjadi. “Kita semua sudah paham dan menyaksikan sendiri banyak organisasi yang memang menolak Pancasila masih menjamur di Indonesia, bahkan tetangga kita sendiri pelakunya. Lalu siapa lagi yang akan mempertahankan NKRI? Tentunya pemerintah harus tegas dan serius tentang hal ini,” ujarnya kepada NU Online.

Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Kota Banjar kini diketuai oleh Agus Sepudin dan sekretarisnya Syamsudin. Di sela-sela kegiatan, Agus menyampaikan pandangan LP Ma’arif NU Kota Banjar ke depan. “Generasi muda harus paham Aswaja, khususnya para pelajar di Indonesia. Kami akan mengolah kurikulum mata pelajaran Aswaja dapat diterima di sekolah umum,” harapnya. (Muhafidz/Mahbib)