Daerah

NU Semarang Bentengi Sekitar Kampus dari Ancaman Radikalisme 

Senin, 9 September 2019 | 00:00 WIB

NU Semarang Bentengi Sekitar Kampus dari Ancaman Radikalisme 

Sosiaisasi 4 pilar kebangsaan, PCNU Kota Semarang Jateng (NU Online/Samsul)

Semarang, NU Online
Wakil Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Semarang, Jawa Tengah H Agus Fathudin Yusuf mengatakan,  di Kota Semarang banyak perguruan tinggi besar yang mahasiswanya diincar agen radikalis untuk direkrut menjadi kader radikalis.
 
"Melalui pengurus MWC, Ranting, dan Anak Ranting di sekitar kampus, NU Semarang melakukan sterilisasi agar sekitar kampus bersih dari pengaruh ajaran radikal," ujarnya.
 
Hal itu disampaikan Agus dalam sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan dan Ahlussunnah wal Jamaah  Angkatan I yang diikuti Pengurus ranting dan MWC di Kecamatan Pedurungan dan Tembalang  di Hotel Nidya Horison, Ahad (8/9).
 
Menurutnya, bagi warga NU, empat pilar kebangsaan itu yakni Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika , NKRI, dan UUD 1945 sudah final, tidak ada yang diperdebatkan. 
 
"Agenda ini sebatas untuk penyegaran saja. Jadi sesungguhnya yang masih perlu mendapat sentuhan Empat Pilar Kebangsaan itu orang-orang yang jelas-jelas terduga sudah terpapar atau terpengaruh pikiran-pikiran radikal," tandasnya.

Dikatakan, dalam upaya mensterilkan kawasan sekitar kampus yang dijadikan lokasi kos-kosan mahasiswa, NU Semarang akan menerjunkan dai dan guru ngaji untuk memberikan advokasi mahasiswa agar tidak terpapar radikakisne.
 
Mengingat besarnya tantangan yang akan dihadapi lanjutnya, PCNU  Semarang menjalin kerjasama dengan Pemkot Semarang untuk mewujudkan harapan itu.
 
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengakui, masih lemahnya penghayatan dan pengamalan agama serta munculnya pemahaman agama yang keliru dan sempit mengharuskan masyarakat perlu disegarkan kembali dasar-dasar empat pilar kebangsaan.
 
"Munculnya radikalisme dan akhirnya menjadi terorisme harus diantisipasi agar jangan sampai ada warga masyarakat yang terpapar radikalisme dan terorisme," tegas Hendi.

Dikatakan Hendi, timbulnya fanatisme kedaerahan juga patut diwaspadai. Saat ini masih terjadi disparitas pembangunan pusat dan daerah yang kemudian menimbulkan fanatisme kedaerahan.
 
 "Penghargaan kepada kebinekaan dan kemajemukan perlu dipertajam kembali," katanya. 
 
Kontributor: Samsul
Editor: Muiz