Suatu ketika, seorang laki-laki bernama Abidin yang masih bujangan menempati sebuah kontrakan di Jakarta. Ia berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar dan tetangganya.
Singkat kisah, perhatian dan kebaikan-kebaikan yang dilakukan Abidin tidak mendapat respons positif, malah justru dianggap ‘cari muka’ di lingkungan baru.
Ia sadar kondisi tersebut sehingga berupaya meminta wejangan kepada seorang kiai yang selama ini menjadi guru ngajinya.
“Bagaimana ya kiai, berbuat baik salah, apalagi berbuat sebaliknya,” ungkap Abidin ke gurunya.
“Siapa bilang berbuat baik itu salah. Teruskanlah, Nak, itu perbuatan mulia,” tutur sang kiai.
“Tapi, bagaimana saya harus menyikapi respons beberapa orang itu?” tanyanya.
“Tak perlu risau, anakku. Belajar ikhlaslah pada keset. Meski sering diinjak, ia tetap WELCOME,” kata sang kiai. (Fathoni)
Terpopuler
1
Kemenag Tetapkan Gelar Akademik Baru untuk Lulusan Ma’had Aly
2
LKKNU Jakarta Perkuat Kesehatan Mental Keluarga
3
Mahasiswa Gelar Aksi Indonesia Cemas, Menyoal Politisasi Sejarah hingga RUU Perampasan Aset
4
3 Alasan Bulan Kedua Hijriah Dinamakan Safar
5
Anggapan Safar sebagai Bulan Sial Berseberangan dengan Pandangan Ulama
6
Kopri PB PMII Luncurkan Beasiswa Pendidikan Khusus Profesi Advokat untuk 2.000 Kader Perempuan
Terkini
Lihat Semua