Kesehatan

Benarkah Penderita Gudik Tak Boleh Makan Daging Ayam atau Ikan?

Senin, 19 Desember 2022 | 18:00 WIB

Benarkah Penderita Gudik Tak Boleh Makan Daging Ayam atau Ikan?

Benarkah Penderita Gudik Tak Boleh Makan Daging Ayam atau Ikan?

Jakarta, NU Online
Skabies atau sering disebut gudik atau budug merupakan infeksi kulit yang disebabkan oleh kutu atau tungau bernama Sarcoptes scabiei, yang membuat kulit mengalami beruntus merah dan terasa sangat gatal, terutama pada malam hari.


“Budug, gudikan, atau skabies biasanya disebabkan oleh tungau. Penyakit kulit ini menimbulkan rasa gatal dan ruam merah pada kulit, juga sangat cepat menular,” kata Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin RS MMC, Jakarta, dr Syaiful Fahmi Daili, Senin (19/12/2022).


Lalu benarkah penderita gudik tidak diperbolehkah makan atau mengonsumsi daging ayam atau ikan?


Dr Fahmi menjelaskan bahwa konsumsi daging bagi penderita gudik sebenarnya tidak akan menyebabkan penyakitnya menjadi bertambah parah atau sulit untuk sembuh. Terkecuali bagi orang yang memiliki alergi terhadap makanan protein tinggi.


“Pada dasarnya konsumsi daging ayam tidak akan menyebabkan penyakit skabies menjadi bertambah parah, tidak akan menyebabkan penyakit menjadi lebih sulit sembuh, serta tidak akan menyebabkan gatal bertambah parah. Kecuali Anda memiliki alergi terhadap ayam,” jelasnya.


Menurutnya, selama tidak memiliki alergi terhadap makanan tinggi kandungan protein, penderita gudik tetap diperbolehkan mengonsumsi makanan seperti: telur, ikan, daging sapi, daging ayam, udang, tuna, susu, dan lainnya. Namun jika gudik atau skabies bertambah parah setelah mengonsumsi itu ada baiknya memeriksakan diri ke dokter.


“Sebaiknya konsultasi ke dokter (boleh ke dokter umum ataupun dokter kulit) dan menjalani pengobatan untuk skabies sesuai dengan petunjuk dokter,” tuturnya.


Penyakit gudik sangat menular
Selain soal makanan, ia melarang keras penderita gudik untuk menggaruk kulit yang gatal. Menggaruk kulit yang gatal memang memberikan kepuasan. Namun, menggaruk sebenarnya tidak meredakan gatal, artinya tidak membantu penyembuhan sama sekali.


“Jika terus-menerus menggaruk, rasa gatal justru makin menjadi-jadi. Kulit yang terdampak pun rentan mengalami iritasi,” ungkap dr Fahmi.

 
Luka gores akibat garukan, lanjut dia, bisa menjadi celah masuk untuk bakteri menginfeksi kulit. Infeksi bakteri ini tentunya akan memperparah kondisi gudik yang dialami.


”Skabies/budug ini adalah penyakit yang sangat menular. Bila ada orang serumah anda yang menderita skabies, maka orang tersebut juga harus diobati bersama-sama dengan Anda. Bila tidak, skabies bisa menular kembali ke Anda,” terang dia.


Hal penting lainnya, tambah dia, penderita maupun anggota keluarga yang serumah harus lebih peduli terhadap kebersihan. Misalnya, rutin mengganti sprei, selimut, dan menjemur bantal minimal seminggu sekali. Usahakan juga gunakan alat mandi dan handuk secara terpisah.


Pewarta: Syifa Arrahmah
Editor: Muhammad Faizin