Yuhansyah Nurfauzi
Kolomnis
Tafakur, sebuah praktik merenung yang telah lama menjadi bagian penting dalam tradisi spiritual dan keseimbangan hidup, semakin relevan di tengah dinamika kehidupan modern yang rentan menimbulkan stres. Salah satu gejala stres yang sering kali terabaikan dalam rutinitas sehari-hari adalah kelelahan fisik maupun mental dan kedua hal itu dapat mengganggu kesehatan pikiran.
Ketika kelelahan fisik dan mental tak tertangani, dampaknya bisa meluas hingga mengganggu produktivitas serta kualitas hidup. Salah satu penyebab kelelahan mental adalah kesedihan. Di sisi lain, Islam menghendaki umatnya untuk kuat dalam menghadapi berbagai cobaan dalam kehidupan. Oleh karena itu, pasti ada ajaran Islam yang menjadi solusi untuk mengurangi stres dan berbagai dampak ikutannya.
Apa arti penting tafakur sebagai salah satu cara untuk mengurangi stres dan menjaga kesehatan pikiran? Bagaimana contoh cara tafakur yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW?
Baca Juga
Atasi Stres dengan Shalat
Dengan merenung dan mengevaluasi diri, manusia dapat menemukan harmoni antara kebutuhan tubuh dan ketenangan jiwa sehingga menciptakan fondasi yang kokoh untuk kesejahteraan holistik. Lebih dari itu, bagi seorang muslim, tafakur adalah suatu bentuk sunnah Nabi Muhammad SAW.
Salah satu hadits yang menyebutkan tentang tafakur adalah sebagai berikut:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: بَاتَ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْلَةً، فَقَامَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي آخِرِ اللَّيْلِ
فَخَرَجَ فَنَظَرَ إِلَى السَّمَاءِ، فَقَالَ: إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ
حتى بلغَ { سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ } ثم رجع إلى البيتِ فتسوّكَ وتوضأ ثم قامَ فصلّى ثم اضطجعَ ثم رجع أيضا فنظرَ في السماءِ ثم تلا هذهِ الآيةَ ثم رجعَ فتسوّكَ وتوضأ ثم قامَ فصلى ثم اضطجعَ ثم رجعَ أيضا فنظرَ في السماءِ ثم تلا هذهِ الآيةَ ثم رجعَ فتسوّكَ وتوضأ ثم قامَ فصلى
Artinya: “Dari Abdullah bin Abbas RA bahwa beliau telah bermalam di sisi Nabi SAW pada suatu malam, Rasulullah telah bangun di akhir malam dan keluar (dari rumah), lalu Rasulullah memandang ke langit kemudian membaca (ayat pada surah Ali Imran): ‘Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal..’ sehingga sampai kepada ayat’...Maha suci Engkau maka peliharalah kami dari siksaan neraka.’ Kemudian Rasulullah kembali ke rumah, lalu bersiwak, berwudu, lalu berdiri menunaikan shalat. Setelah itu, Rasulullah berbaring, kemudian berdiri keluar merenung ke langit lalu membaca ayat ini lagi. Kemudian Rasulullah bersiwak dan berwudu, lalu berdiri menunaikan shalat." (HHR Imam Muslim)
Berdasarkan hadits tersebut, Nabi melakukan tafakur ketika bangun tidur di akhir malam. Seiring dengan keluarnya Beliau dari rumah, langit malam menjadi objek tatapan Beliau sebagai penghantar pada proses renungan. Aktivitas Nabi tersebut menunjukkan bahwa memandang langit memiliki hikmah yang sangat dalam.
Aktivitas menatap langit malam ternyata memiliki manfaat untuk menjaga kesehatan pikiran. Penelitian membuktikan bahwa ketika seseorang keluar dari rumah lalu berada di bawah langit malam, hal itu dapat memberikan kesempatan untuk pemulihan, kontemplasi dan meningkatkan perhatian serta relaksasi (Koivisto dkk, 2022, Top-down processing and nature connectedness predict psychological and physiological effects of nature, Journal of Environment and Behavior, 54 (5), halaman: 917-945).
Selain itu, dengan melihat suasana langit malam akan memberikan rasa terhubung dengan alam. Pada akhirnya, mereka akan dapat merasakan makna dan tujuan dalam hidup (Tenalgo dan Hughes, 2021, The potential of bat-watching tourism in raising public awareness towards bat conservation in the Philippines, Journal of Environmental Challenges, 4, Artikel 100140).
Uniknya, ada aktivitas lainnya yang dilakukan oleh Nabi selain melihat langit malam. Beliau juga membaca ayat Al-Qur’an, lalu bersiwak, berwudu, dan menunaikan sholat malam, lalu berbaring. Urutan kegiatan tersebut dapat dimaknai bahwa aktivitas fisik yang melibatkan pergerakan kepala untuk melihat ke arah langit mendahului bacaan Al-Qur’an, bersuci, dan shalat.
Gerakan mengangkat kepala ke atas atau memandang ke langit ternyata memiliki hikmah untuk meningkatkan ketangguhan psikis ketika seseorang mengalami kesedihan. Penelitian yang dilakukan oleh Huang dan timnya terhadap orang-orang yang rentan mengalami depresi karena kanker payudara menyebutkan bahwa latihan fisik dan gerakan tertentu dapat mengurangi gejala depresi.
Salah satu gerakan untuk menurunkan level depresi adalah mengubah posisi kepala, yaitu dengan mengangkat kepala (Huang dkk, 2023, Effects of Progressive Physical Exercises combined with equipment-assisted training on postoperative rehabilitation of breast cancer patients underwent same-day surgery with axillary dissection, Research Square: halaman 5).
Kombinasi antara dzikir ucapan tasbih dan gerakan mengangkat kepala sambil memandang langit untuk menghilangkan kesedihan juga relevan dengan pendapat ulama. Imam Al-Ghazali dalam kitabnya yang berjudul Al-Hikmatu fi Makhluqatillah menyatakan bahwa salah satu manfaat memandang langit adalah menghilangkan kesedihan.
Pernyataan Imam Al-Ghazali juga sejalan dengan penelitian terkini tentang efek melihat langit. Aktivitas seperti memandang langit malam secara signifikan dan positif berhubungan dengan kesehatan mental dan kebahagiaan seseorang (Barnes dan Passmore, 2024, Development and testing of the Night Sky Connectedness Index [NSCI], Journal of Environmental Psychology, Vol. 93: halaman 1)
Penelitian lainnya menguatkan fakta bahwa memandang langit malam dapat mengurangi kesedihan. Dua orang peneliti dari Inggris menyatakan bahwa dalam studi kasus yang mereka amati, orang yang mengalami kesedihan akibat ditinggal oleh orang tuanya mendapatkan ketenangan ketika melihat langit (Conway dan Hefferon, tanpa tahun, The Extraordinary in the ordinary: Skychology - an interpretative phenomenological analysis of looking up at the sky, Running Head: Skychology: An Interpretative Phenomenologcal Analysis: halaman 12).
Dengan tata cara tafakur yang telah diuraikan, selayaknya kaum muslimin memanfaatkannya untuk mengurangi stres dan kesedihan. Selain bermanfaat untuk kesehatan, tafakur juga merupakan sunnah Nabi yang berpahala bila dikerjakan dengan penuh keikhlasan. Wallahu a’lam bis shawab.
Ustadz Yuhansyah Nurfauzi, apoteker dan peneliti farmasi
Terpopuler
1
Fantasi Sedarah, Psikiater Jelaskan Faktor Penyebab dan Penanganannya
2
Khutbah Jumat: Lima Ibadah Sosial yang Dirindukan Surga
3
Pergunu Buka Pendaftaran Beasiswa Kuliah di Universitas KH Abdul Chalim Tahun Ajaran 2025
4
Pakai Celana Dalam saat Ihram Wajib Bayar Dam
5
Kabar Duka: Ibrahim Sjarief, Suami Jurnalis Senior Najwa Shihab Meninggal Dunia
6
Ribuan Ojol Gelar Aksi, Ini Tuntutan Mereka ke Pemerintah dan Aplikator
Terkini
Lihat Semua