LKNU Ingatkan Masyarakat Kontrol Konsumsi Daging Kurban: Sayur dan Buah Jangan Lupa
NU Online · Ahad, 8 Juni 2025 | 12:00 WIB

Sekretaris LK PBNU Dokter Civi saat memberikan keterangan kepada NU Online, di Kantor LAZISNU PBNU, Jakarta, pada Sabtu (7/6/2025). (Foto: NU Online/Suwitno)
Rikhul Jannah
Kontributor
Jakarta, NU Online
Sekretaris Lembaga Kesehatan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LK PBNU) dr Citra Fitri Agustina mengingatkan seluruh masyarakat untuk mengontrol diri dalam mengonsumsi daging kurban pada momentum Idul Adha 1446/2025.
“Tidak mungkin sehari dari pagi sampai malam itu makan daging terus, tetap ada kombinasi. Tetap harus dikontrol, sayur, buah, dan air putih juga jangan sampai lupa,” ujar Dokter Civi, sapaan akrabnya, kepada NU Online di Kantor LAZISNU PBNU, Jalan Kramat Raya No VI, Senen, Jakarta Pusat pada Sabtu (7/6/2025).
Ia menyampaikan bahwa apabila konsumsi daging tidak dikontrol, maka dikhawatirkan dapat menimbulkan penyakit seperti kolesterol dan tekanan darah tinggi.
Dokter Civi menyarankan agar mengonsumsi daging tapi dibarengi dengan mengurangi jumlah karbohidrat dan menambahkan sayur.
“Beberapa orang dengan kondisi tertentu harus berhati-hati, misalnya punya kolesterol tinggi. Juga harus dibatasi cara atau konsumsi makannya, misalnya tidak pakai karbo jadi agak berkurang nih, mungkin itu akan lebih menyehatkan,” katanya.
“Lebih menghindari gitu ya risiko-risiko (penyakit datang), perlu diimbangin dengan sayur seperti tomat atau timun, lobak supaya menghindari dari berbagai penyakit,” lanjutnya.
Ia juga menekankan pentingnya mengenali kapasitas pencernaan dan kondisi tubuh sebelum mengonsumsi daging kurban.
“Jangan lupa untuk kenali diri kita, misalnya udah mulai pusing-pusing, mungkin emosinya lagi turun naik, mulai tidak bisa tidur, perlu dikenalin,” katanya.
Lebih lanjut, Dokter Civi mengingatkan bahwa ketika hendak memasak daging, penting mengetahui cara pengolahan yang tepat agar risiko penyakit tidak muncul.
“Kalau membakar (daging) pun, biasanya disate ya, juga kenali atau hindari arang kegosongan, (sate) hangus karena itu juga tentu saja kurang sehat,” ujar dokter Rumah Sakit Yasri, Jakarta itu.
“Mungkin mengurangi santan ya dalam pengolahannya, entah itu dibut sop, atau soto, misalnya dibuat sate itu juga jangan terlalu yang hangus atau yang bersantan,” tambahnya.
Dalam proses memasak daging, imbuh Dokter Civi, sebaiknya tidak menambahkan garam dan gula secara berlebihan.
“Jaga gula, jadi jangan ini (gula) meningkat, garam meningkat. Jadi hati-hati dengan diri kita sendiri,” ujarnya.
Selain itu, ia juga menjelaskan bahwa daging hewan kurban, baik sapi, kambing, maupun domba memiliki kandungan gizi yang baik bagi tubuh jika dikonsumsi secara seimbang.
“Daging kambing dan sapi, memiliki protein yang tinggi, tapi memang yang sapi, proteinnya tinggi, lebih banyak dagingnya, kalau kambing lebih sedikit,” pungkas Dokter Civi.
Terpopuler
1
Saat Jamaah Haji Mengambil Inisiatif Berjalan Kaki dari Muzdalifah ke Mina
2
Perempuan Hamil di Luar Nikah menurut Empat Mazhab
3
Pandu Ma’arif NU Agendakan Kemah Internasional di Malang, Usung Tema Kemanusiaan dan Perdamaian
4
Saat Katib Aam PBNU Pimpin Khotbah Wukuf di Arafah
5
Belasan Tahun Jadi Petugas Pemotongan Hewan Kurban, Riyadi Bagikan Tips Hadapi Sapi Galak
6
360 Kurban, 360 Berhala: Riwayat Gelap di Balik Idul Adha
Terkini
Lihat Semua