Kesehatan

Mengenal Gejala Skoliosis, Lengkungan Tulang dan Posisi Tidur yang Baik pada Masa Pertumbuhan Anak

Rabu, 15 Juni 2022 | 16:00 WIB

Mengenal Gejala Skoliosis, Lengkungan Tulang dan Posisi Tidur yang Baik pada Masa Pertumbuhan Anak

Apabila tulang belakang anak melengkung menyerupai huruf 'S' atau 'C' kemungkinan anak mengidap skoliosis.

Pengertian Skoliosis

Skoliosis merupakan kondisi tulang belakang melengkung atau menyamping secara tidak normal. Kebanyakan kasus skoliosis terjadi pada anak-anak sebelum masa pubertas. Skoliosis merupakan kondisi tulang belakang yang melengkung secara tidak normal. Biasanya, lengkungan ini terjadi mulai dari atas bahu hingga bagian punggung bawah.


Apabila tulang belakang anak melengkung menyerupai huruf 'S' atau 'C' kemungkinan anak mengidap skoliosis. Jika ditanya, apa penyebab skolios, sekitar 80% penyebab kasus skoliosis belum dapat diidentifikasi. Namun, kondisi ini biasanya terjadi sejak lahir hingga berusia 7 tahun. Penyebab umumnya ialah cacat lahir, kelainan neurologis, dan kondisi genetik.


Nah, untuk mengetahui lebih lanjut terkait penyakit skoliosis, dalam artikel ini akan dibahas mengenai penyebab, cara mengobati, dan posisi tidur yang baik untuk penderita skoliosis.


Penyebab Skoliosis

Pada sebagian besar kasus, skoliosis terjadi tanpa diketahui penyebabnya (idiopatik). Namun, terdapat beberapa kondisi yang dapat memicu terjadinya skoliosis, yaitu:


• Bantalan dan sendi tulang belakang yang mulai aus akibat usia (skoliosis degeneratif)


• Bawaan lahir (skoliosis kongenital)


• Gangguan saraf dan otot (skoliosis neuromuskular), misalnya penyakit distrofi otot atau cerebral palsy


• Cedera atau infeksi tulang belakang


• Cacat tulang belakang


Gejala-Gejala Skoliosis

Menurut jurnal Scoliosis and Spinal Disorder, sebenarnya, gejala skoliosis sangat bervariasi tergantung pada derajat skoliosis.Selain itu, gejala skoliosis biasanya sudah terlihat sejak bayi atau remaja. Gejalanya berbeda-beda, tergantung pada usia orang tersebut


Gejala Skoliosis pada Remaja


Bentuk paling umum dari skoliosis muncul pada masa remaja dan dikenal sebagai skoliosis idiopatik remaja.Ini biasanya terjadi pada remaja berusia antara 10 dan 18 tahun. Gejala skoliosis pada remaja ialah:


• Posisi kepala tidak tepat berada di tengah atau lurus dan selaras dengan tubuh serta leher


• Tulang rusuk pada bagian kiri dan kanan memiliki ketinggian yang berbeda


• Bentuk pinggul pada bagian kiri dan kanan juga tidak lurus atau terlihat lebih menonjol


• Ketika mengenakan pakaian, akan merasakan bahwa bahu atau atau tulang belikat terlihat lebih tinggi dibandingkan sisi lainnya


• Panjang kaki kiri dan kanan berbeda


Beberapa jenis skoliosis dapat menyebabkan sakit punggung dan umumnya menyerang orang-orang yang lebih tua atau dewasa


Gejala Skoliosis pada Bayi

Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa skoliosis juga bisa menyerang bayi yang baru lahir sehingga penting untuk orang tua mengetahui gejala yang dirasakan yakni:


• Ada benjolan di salah satu sisi dada


• Berbaring dengan tubuh condong ke salah satu sisi


• Pada kasus yang lebih berat dapat menyebabkan nyeri dada, masalah jantung, paru-paru, dan sesak napas.


Jika bayi tidak mendapat pengobatan untuk skoliosis, mereka akan lebih berisiko mengalami masalah di kemudian hari, seperti gangguan fungsi jantung dan paru-paru.


Jenis-Jenis Skoliosis

Secara umum, ada 2 jenis skoliosis yang kerap terjadi pada anak-anak ataupun orang dewasa. Berikut penjelasan lebih lanjut terkait jenis-jenis skoliosis, yakni:


1. Skoliosis Postural

Pada skoliosis postural, kelainan bentuk pada tulang belakang terjadi secara sekunder.Artinya, disebabkan oleh sebab lain di luar tulang belakang, misalnya karena salah satu kaki pendek sebelah.


"Pada skoliosis jenis ini, jika penyebab utama diatasi, maka skoliosis yang terjadi akan hilang," terang dr. Widyastuti.


2. Skoliosis Struktural

Pada skoliosis struktural, kelainan pada tulang belakang berupa rotasi, yang menyebabkan punggung menjadi bengkok dan harus dikoreksi.Skoliosis struktural dibagi menjadi beberapa jenis lainnya, seperti:


• Skoliosis idiopatik yang muncul tanpa ada faktor pencetus dan merupakan skoliosis yang paling sering terjadi.


• Skoliosis kongenital yang muncul sejak bayi baru lahir.


• Skoliosis neuromuskular yang disebabkan oleh gangguan pada saraf dan otot.


Skoliosis idiopatik yang terjadi pada anak-anak, dan tingkat keparahannya akan bergantung dari beberapa faktor seperti:


• Besarnya sudut kelainan bentuk tulang belakang yang bengkok


• Usia pasien


• Tingkat kematangan tulang


Adapun jenis-jenis ini dapat terlihat dari diagnosis dokter dan nantinya digunakan untuk menentukan pengobatan yang tepat.


Cara Mengobati Skoliosis

Melansir dari Ortho Info, perawatan dan cara mengobati skoliosis tergantung pada banyak faktor, seperti:


• Tingkat kelengkungan tulang belakang


• Usia


• Perkembangan skoliosis


• Jumlah dan jenis kelengkungan


• Pilihan pengobatan


Namun, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengobati skoliosis, berikut penjelasannya.

1. Bracing

Menurut jurnal-jurnal tentang scoliosis, penderita skoliosis perlu menggunakan penjepit atau bracing jika skoliosis yang dimiliki masih berkembang dan kelengkungannya lebih dari 25 hingga 40 derajat.Namun, perlu diketahui bahwa penggunaan bracing tidak akan meluruskan tulang belakang, tapi dapat mencegah lengkungan bertambah. Metode pengobatan ini lebih efektif untuk kasus-kasus yang terdeteksi sejak dini.


Pada kasus dengan sudut kelainan tulang antara 20-30 derajat pada anak yang akan mengalami pubertas, pengobatan non operatif seperti pemasangan brace tulang belakang dapat dilakukan.Menurut beberapa literatur, bracing ini dengan tujuan untuk memperlambat atau menghentikan progresivitas besarnya sudut tulang bengkok sampai pasien mengalami pubertas.


Mereka yang mengidap skoliosis harus memakai kawat penjepit selama 16 hingga 23 jam sehari hingga skoliosis yang diidapnya berhenti tumbuh dan berkembang.


2. operasi

Pembedahan biasanya dilakukan untuk orang dengan kurva tulang yang bengkok lebih dari 40 derajat."Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menghentikan bertambahkan sudut deformitas tulang dan mengembalikan tulang belakang yang bengkok menjadi normal atau mendekati normal."


Posisi Tidur Untuk Penderita Skoliosis

Dalam jurnal Medline Plus, posisi tidur terbaik untuk penderita skoliosis adalah posisi yang meningkatkan kesehatan tulang belakang melalui penyelarasan tulang belakang dan memberikan kenyamanan.


Berikut ini rekomendasi posisi tidur untuk penderita skoliosis.

1. Tidur Telentang

Posisi tidur terbaik untuk orang yang hidup dengan kelengkungan tulang belakang yang abnormal adalah telentang.


Ini juga merupakan posisi tidur terbaik bagi siapa pun. Posisi ini mendukung kelengkungan tulang belakang yang normal dan alami, seperti kurva serviks (punggung atas) dan lordosis lumbal (kurva ke dalam punggung bawah).


Selain itu, tidur telentang dapat mendistribusikan berat badan secara merata ke seluruh tubuh sehingga tidak ada tekanan ekstra yang dibebankan pada salah satu bagian tulang belakang.


2. Tidur Menyamping

Posisi terbaik berikutnya adalah tidur miring dengan bantal yang menopang kepala dalam posisi netral ke batang tubuh.Tidur dengan menyamping ini akan membuat batang tubuh dalam posisi netral ke panggul.


3. Hindari Tidur Tengkurap

Bagi penderita skoliosis, sebaiknya menghindari posisi tidur tengkurap karena tidak mendukung keselarasan dan penyangga tulang belakang. Ini juga merupakan posisi tidur yang tidak sehat bagi orang pada umumnya. Tidur tengkurap melengkungkan punggung, menempatkan punggung atas dan leher (kurva serviks) pada posisi yang tidak wajar. Ini memberi tekanan ekstra pada tulang belakang yang sudah mengalami ketegangan tulang belakang yang merugikan karena skoliosis.


Kapan Harus ke Dokter?

Jika mengalami gejala yang telah disebutkan di atas, periksakanlah anak-anak ibu dan bapak ke dokter tulang (orthopedi dan traumatologi) terdekat di rumah sakit di tempat Anda tinggal.


Referensi

EAl-Mohrej, O., et al. (2020). Surgical Treatment of Adolescent Idiopathic Scoliosis: Complications. Annals of Medicine and Surgery, 52, pp. 19–23.


Kuznia, A., Hernandez, A., & Lee, L. (2020). Adolescent Idiopathic Scoliosis: Common Questions and Answers. American Family Physician, 101(1), pp. 19–23.


Kids Health (2021). Teens. Scoliosis.


National Health Services Inform Scotland (2020). Illnesses and Conditions. Scoliosis.


National Health Services UK (2020). Health A to Z. Scoliosis.


National Institute of Health (2019). MedlinePlus. Scoliosis.


Cleveland Clinic (2019). Disease & Conditions. Adult Scoliosis.


Mayo Clinic (2021). Diseases & Conditions. Scoliosis.


Cluett, J. Verywell Health (2021). What is Scoliosis?


Johnson, S. Healthline (2021). Everything You Need to Know About Scoliosis.


Wheeler, T. WebMD (2020). Scoliosis.


dr satiyo SpOT, dokter PDNU Cabang Jombang, Jawa Timur