Nasional

10 Santri Indonesia Ikuti Program Perdamaian Dunia ke Tiongkok 

Selasa, 26 November 2019 | 01:30 WIB

10 Santri Indonesia Ikuti Program Perdamaian Dunia ke Tiongkok 

Santri Indonesia ikuti program kunjunngan ke Tiongkok (Foto: NU Onlline/Dok Kemenag)

Jakarta, NU Online
Program Santri untuk Perdamaian Dunia yang digagas oleh Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Agama adalah salah satu ajang untuk menegaskan kembali peranan Indonesia dalam merawat perdamaian dunia.
 
Sebanyak sepuluh  santri dari berbagai pondok pesantren di Indonesia  diberangkatkan hari Senin (25/11) ke Beijing Tiongkok selama 5 hari untuk memperkenalkan lembaga pendidikan Islam Indonesia yang toleran, moderat dan inklusif.  
 
Kesepuluh santri tersebut adalah: Muhammad Risal Ma'had Aly Thawalib Parabek Sumatera Barat, Suwandi Ma'had Aly As'adiyah Sengkang Sulawesi Selatan, Moh  Salapudin Ma'had Aly Nurul Burhany Pesantren Futuhiyyah Mranggen Demak, dan M Fawaz Al Badawi Ma'had Aly Tebuireng Jombang.
 
Selanjutnya, Iis Nur Faizah Ma'had Aly Sa'idusshidiqiyyah Jakarta , M Fariz Masyhuri Ma'had Aly Idrisiyyah Tasikmalaya, Fina Mazida Zulfa Ma'had Aly Maslakul Huda Pati, Nikmatul Hikmah Ma'had Aly Al Fithrah Surabaya, Muhammad Khalidin Ma'had Aly Mudi Mesra Aceh, dan Ahmad Khoirul Fatihin Ma'had Aly Sa'idusshidiqiyyah Jakarta.
 
Mereka akan mengunjungi beberapa institusi pemerintah dan swasta di Beijing untuk berinteraksi langsung mengenai kemajuan Tiongkok di berbagai bidang dengan tetap mempertahankan kultur ketimuran.
 
Selain itu, Program Santri untuk Perdamaian Dunia ini juga dimaksudkan untuk menjawab stigma dan mispersepsi masyarakat internasional mengenai pendidikan Islam yang sering diasosiasikan menjadi lahan subur bagi kelompok radikal.

Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag, Ahmad Zayadi sesaat sebelum melepas para delegasi santri menyatakan bahwa santri memiliki modal berharga untuk mengampanyekan perdamaian di dunia. 
 
"Modal itu adalah akhlakul karimah (akhlak yang baik)," ucapnya.

Dalam rilis yang diterima NU Online, Zayadi menambahkan bahwa pendidikan pesantren adalah pendidikan yang sangat bagus dan layak ditunjukkan pada dunia internasional. 
 
"Melalui program ini kami berharap para santri bisa mengampanyekan Islam Indonesia yang santun, toleran, dan damai," ujarnya.
 
Sebagai salah satu pendekatan soft power, misi Santri untuk Perdamaian Dunia ini sejalan dengan tujuan memperkokoh peran aktif Indonesia dalam perdamaian terutama saat Indonesia menjadi anggota Dewan Keamanan PBB periode 2019-2020. 
 
"Perdamaian harus kita bangun, rawat, dan jaga," demikian pesan Menlu RI, Retno Marsudirini, sesaat setelah Indonesia menjabat Presiden DK PBB beberapa waktu yang lalu.
 
Editor: Abdul Muis